Review Film Wounds (Netflix, 2019)

Diadaptasi dari novel “The Visible Filth” karangan Nathan Ballingrud, “Wounds” tayang perdana di ajang Sundance Film Festival pada tanggal 26 Januari 2019 lalu. Beberapa bulan berselang, atau tepatnya pada tanggal 18 Oktober 2019, film ini dirilis di kancah global melalui layanan digital video streaming Hulu (Amerika Serikat) dan Netflix (internasional). Bergenre horor psikologis, “Wounds” mendapatkan skor 4.0 di IMDB. Seperti apakah filmnya? Simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sinopsis Singkat

poster film wounds

Will adalah seorang bartender di kota New Orleans. Ia bekerja di bar yang sudah kumuh. Beberapa kecoak terlihat berkeliaran di bagian counter. Suatu hari, Alicia (mantan pacar Will), Jeffrey (pacar Alicia), Eric (teman Will), dan 4 orang remaja tengah hangout di bar. Eric yang mabuk terlibat perkelahian dengan tamu lain, mengakibatkan pipinya terluka parah terkena pecahan botol. Sementara kelompok remaja panik dan pergi dari tempat tersebut. Salah satunya tanpa sengaja menjatuhkan ponselnya di bawah meja.

Will membawa pulang ponsel tersebut ke rumah, yang ia tempati bersama kekasihnya, Carrie. Sebelum tidur, seseorang bernama Garret mengirim pesan minta tolong karena diikuti oleh ‘sesuatu’ yang berasal dari terowongan. Mengira itu hanya prank, Will mengabaikannya. Esok harinya, Will mendapati ada kiriman foto berupa sejumlah gigi manusia yang berdarah-darah.

Sejak itu Will beberapa kali mengalami halusinasi. Ia juga menemukan foto kepala manusia yang digerogoti kecoak di ponsel yang ia bawa. Saat menunjukkan foto tersebut pada Carrie, belakangan Carrie yang penasaran dan ikut menyelidikinya malah ketularan bertingkahlaku aneh.

Pada satu malam, Garret tiba-tiba muncul di dapur Will dan memberitahunya bahwa mereka telah membangkitkan sesuatu dari terowongan dan sesuatu itu kini merasuki mereka. Pun begitu, sejak bertemu Will, sesuatu itu berniat untuk menjadikan Will sebagai inangnya yang baru. Garret menghilang begitu saja pasca mengatakan hal tersebut.

Stres, hubungan Will dengan orang-orang di sekelilingnya memburuk. Ia bahkan sempat hendak melampiaskannya pada Alicia dengan mengajaknya berselingkuh. Ujung-ujungnya, baik Carrie maupun Alicia sama-sama meninggalkannya. Ia juga dipecat dari bar karena berlaku kasar pada pelanggan.

Tidak tahu harus kemana, Will tinggal di tempat Eric, yang masih belum juga mengobati lukanya. Terungkap bahwa keempat remaja sebenarnya sudah memasukkan Eric ke dalam rencana mereka. Sudah pasrah, Will akhirnya menyatakan bahwa dia rela untuk menjadi inang. Sesaat kemudian bermunculan ratusan kecoak dari penjuru kamar Eric.

Tanggal Rilis: 18 Oktober 2019
Durasi: 94 menit
Sutradara: Babak Anvari
Produser: Christopher Kopp, Lucan Toh
Penulis Naskah: Babak Anvari
Produksi: Annapurna Pictures, Two & Two Pictures, AZA Film
Pemain: Armie Hammer, Dakota Johnson, Zazie Beetz

Review Singkat

Tanpa perlu banyak bacot, “Wounds” adalah sekumpulan cerita / adegan yang minim atau mungkin sama sekali tidak memiliki benang merah antara satu dengan yang lain. Oke, bisa jadi ada. Tapi sulit diterima oleh akal sehat manusia normal. Setidaknya untuk saat ini saya masih merasa agak normal lah, hehehe.

Sebuah buku yang anggap saja terkutuk bisa membuat seseorang yang membacanya dirasuki oleh sesuatu. Apakah sesuatu itu? Apa saja kriteria orang yang bisa dimasuki? Tidak jelas. Kenapa orang yang tidak membaca buku tersebut secara langsung juga bisa dirasuki? Tidak jelas juga. Apa hubungannya dengan kecoak? Lebih tidak jelas lagi.

Mungkin saja si pembuat film mentarget “Wounds” untuk orang-orang yang takut terhadap kecoak seperti saya. Apalagi kecoak terbang. Serem banget itu. Ajaibnya, saya justru lempeng-lempeng saja menonton ratusan kecoak yang eksis di film ini. Gimana mau takut, memahami hubungan antara kecoak dengan keberadaan luka sebagai portal antar dimensi dan terowongan misterius aja masih gagal paham.

Di sisi lain, hampir semua aktor dan aktris yang terlibat menunjukkan kemampuan berakting yang mumpuni. Semuanya believable. Sangat disayangkan jadinya ketika film yang mereka mainkan memiliki naskah skenario yang berantakan dan unbelievable.

Penutup

“Wounds” sukses menghadirkan luka batin bagi saya. Alih-alih merasa tertarik, saya justru dibawa ke dalam belantara kebingungan yang menyesatkan. Banyak hal yang dibikin sok misterius walau ujung-ujungnya malah membikin bosan. Sederhana saja. Saya yang takut setengah mati dengan kecoak, tidak merasakan apa-apa saat melihat ratusan atau bahkan ribuan kecoak bersliweran di film ini. Otak sudah kadung not responding gegara diajak berpikir keras memahami cerita dalam film ini. Masih untung jajaran pemainnya berakting total. 3/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf wounds 8

Leave a Reply