Review Film Tumbal Kanjeng Iblis (2022) | Dendam Pengabdi Setan Yang Cintanya Dicampakkan

“Tumbal Kanjeng Iblis” adalah film horor kedua dari rumah produksi Visinema.

Sebelumnya ada “Jagat Arwah” yang diperkirakan bakal heboh ternyata malah (agak) zonk.

Dan mereka sepertinya tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Terlihat promosi dari film ini tidak segencar “Jagat Arwah”. Mungkin tidak mau penonton berekspektasi terlalu tinggi lagi.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Tumbal Kanjeng Iblis di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster film tumbal kanjeng iblis

poster film tumbal kanjeng iblis

Sekelompok aliran sesat yang memuja sosok Kanjeng Iblis.

Tanggal Rilis: 22 Desember 2022
Durasi: 1 jam 33 menit
Sutradara: Mizam Fadilah Ananda
Produser: Angga Dwimas Sasongko, Tersi Eva Ranti
Penulis Naskah: Angga Dwimas Sasongko, M. Irfan Ramli, Ifan Ismail
Produksi: Visinema Pictures, Legacy Pictures
Negara: Indonesia
Pemain: Sheryl Sheinafia, Putri Ayudya, Miller Khan, Omar Daniel, Yunita Siregar, Teuku Rifnu Wikana

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sejak kakaknya, Putri, menghilang, Tia (diperankan oleh Sheryl Sheinafia) sering bermimpi buruk tentangnya.

Kondisi ayah mereka, Yusuf (diperankan oleh Teuku Rifnu Wikana), pun semakin lama semakin buruk.

Puncaknya ketika Tia mendapat penampakan seseorang yang memerintahkannya untuk mencari Putri jika tidak ingin ayahnya meninggal.


Perjalanan Tia mencari Putri dimulai.

mencari kakak yang hilang dalam tumbal kanjeng iblis

mencari kakak yang hilang dalam tumbal kanjeng iblis

Kos yang dulu ditempati Putri rupanya sudah terbengkalai. Ia lalu diantarkan ke rumah kos milik pasangan suami istri Jefri (diperankan oleh Miller Khan) dan Rosa (diperankan oleh Putri Ayudya).

Karena harganya murah, Tia pun langsung mengiyakan.

Belakangan bibi kos (diperankan oleh Laksmi Notokusumo) memberitahu bahwa sehari sekali dalam setiap tahunnya keluarga besar Rosa berkumpul di rumah tersebut. Sehingga seluruh penghuni kos diminta untuk meninggalkan rumah sehari semalam.

Kamar kos tempat Tia tinggal sendiri bersebelahan dengan Nina (diperankan oleh Yunita Siregar), mahasiswi tingkat akhir yang tengah mengerjakan skripsi mengenai budaya anismisme kuno di Jawa.


Sejak tinggal di kos, Tia tidak lagi bermimpi buruk tentang Putri. Anehnya, justru ayahnya yang kini acap muncul dalam mimpinya.

Seolah memperingatkan Tia agar secepatnya meninggalkan tempat tersebut.

Seorang pria misterius bernama Nathan (diperankan oleh Omar Daniel) juga ingin agar Tia pergi. Ia meminta bantuan penjaga kos Janu (diperankan oleh Aditya Lakon) untuk membuat Tia tidak betah.

Alih-alih meninggalkan kos, Tia justru semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di sana.

Terlebih kemudian ia mengetahui kos tersebut ternyata ada hubungannya dengan hilangnya sang kakak. Plus ayahnya.

Ulasan / Review Film Tumbal Kanjeng Iblis

Secara cerita, film ini menyuguhkan sesuatu yang memang saya harapkan. Yaitu film horor yang memang fokus pada tema sekte pemujaan iblis.

Bukan seperti yang sudah-sudah. Kebanyakan seolah berurusan dengan setan. Baru ujung-ujungnya terungkap berkaitan dengan sekte.

Walau twist di ending lumayan mengejutkan, sayangnya premis yang diangkat pada dasarnya tidak istimewa. Sudah terlalu biasa.

Dari segi akting tidak perlu dipertanyakan. Kualitas akting aktor dan aktris Indonesia, khususnya untuk film horor karena saya memang hampir tidak pernah menonton genre lain, semakin lama semakin tinggi standarnya.

Sama seperti kualitas eksekusi dari segi sinematografi. Yang hampir selalu bisa memanjakan mata.

Dan “Tumbal Kanjeng Iblis” bukanlah pengecualian. Jajaran pemainnya bermain dengan sangat apik. Sesuai porsi dan peran masing-masing tanpa terasa berlebihan.

Acungan jempol tersendiri saya berikan untuk Putri Ayudya, sang pemeran antagonis utama. So creepy.

akting antagonis yang memukau

akting antagonis yang memukau

Untuk horornya sih tidak seram. Terbilang minim jump scare. Karena ya itu tadi. Fokus dari “Tumbal Kanjeng Iblis” ini adalah tentang sekte. Bukan tentang hantu.

dikagetin pocong

dikagetin pocong

Masalah utama dari film ini menurut saya adalah terlalu banyak bagian yang didramatisir. Terutama dari segi pengambilan gambarnya.

Dari awal hingga akhir kita seolah tidak diberi kesempatan untuk bernafas. Dipaksa untuk terus menerus tegang.

Padahal, ketegangan yang disuguhkan tidak memiliki banyak variasi. Begitu begitu saja.

Salah satunya yang terasa membosankan adalah jurus cekikan di udara tanpa sentuhan fisik. Sekali dua kali masih oke. Tapi kalau empat kali? Boring.

Penutup

“Tumbal Kanjeng Iblis” sebenarnya punya potensi. Kombinasi naskah skenario yang oke dan akting jajaran pemain yang berkualitas.

Sayang eksekusinya seperti dipaksakan untuk membuat penonton terpaku di kursi masing-masing. Malah jadi over dramatis dan tidak lagi nyaman untuk dinikmati.

Yah setidaknya Visinema sudah ada di jalan yang benar untuk film bergenre horor. Semoga saja mereka bisa belajar dari kekurangan film “Tumbal Kanjeng Iblis” dan juga “Jagat Arwah”.

Pada saat artikel ini ditulis, film “Tumbal Kanjeng Iblis” ini bisa ditonton di bioskop-bioskop jaringan XXI dan CGV.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film tumbal kanjeng iblis 2022
Review Tumbal Kanjeng Iblis 2022
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror / Jump Scare
  • Recommended Watching
2.8

Summary

Punya bekal naskah dan akting pemain yang oke, namun gagal dimaksimalkan. Eksekusi terlalu dipaksakan agar selalu tegang dari awal hingga akhir tanpa adanya variasi momen. Ada kejutan di akhir.

Leave a Reply