Review Film The Promise (2017)

“The Promise” (เพื่อน.. ที่ระลึก, Phuean.. Thi Raluek) adalah film horor asal negeri Thailand yang dirilis pada tahun 2017 lalu. Bangunan terbengkalai populer di Bangkok, Sathorn Unique Tower, menjadi lokasi syuting utamanya.

Saya sendiri pernah (hampir) mengunjungi bangunan yang kini sudah terlarang untuk dimasuki tersebut. Apes, baru hendak menyusup, lah kok datang patroli polisi yang lantas standby di depan bangunan.

Berhubung dideportasi gegara nyari hantu bukanlah hal yang lucu, mau tidak mau agenda blusukan ke Sathorn Tower saya batalkan.

Kembali ke film “The Promise”. Film ini kabarnya meraup keuntungan yang cukup lumayan kala tayang di bioskop. Bahkan termasuk judul terlaris ke-empat di tahun 2017.

Ini semakin membuktikan pendapat saya bahwa penduduk Thailand sangat antusias terhadap film-film yang diangkat dari legenda atau mitos masyarakat.

Lalu seperti apa film yang meraih rating 6.0 di IMDB ini? Cuss simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster film the promise

poster film the promise

Ib (diperankan oleh Panisara Rikulsurakan) dan Boum (diperankan oleh Namthip Jongrachatawiboon) adalah dua orang sahabat. Kebetulan ayah mereka sama-sama bertugas menangani proyek pembangunan Sathorn Tower.

Sayangnya, dengan adanya krisis ekonomi di tahun 1997, proyek tersebut dibatalkan. Akibatnya, kehidupan keluarga mereka yang sebelumnya bergelimang harta menjadi berubah 180 derajat. Begitu pula dengan sikap orang tua mereka.

Tidak tahan lagi, Ib mengajak Boum untuk sama-sama bunuh diri di bangunan Sathorn Tower yang mangkrak. Ini sekaligus menepati janji yang pernah mereka buat di sana. Untuk selalu bersama apa pun yang terjadi.

Setelah Ib bunuh diri, Boum jadi ketakutan. Ia akhirnya memilih untuk kabur dan membatalkan niatnya.

20 tahun berlalu. Boum kini hendak melanjutkan pembangunan Sathorn Tower. Ia mendatangi tempat tersebut bersama putrinya, Bell (diperankan oleh Apichaya Thongkham), untuk bertemu dengan pihak bank dan investor.

Bell yang keluyuran sendiri menemukan pager milik Ib. Ia memutuskan untuk membawanya pulang.

Di rumah, Bell berhasil menghidupkan kembali pager tersebut. Ia sempat kepikiran dengan pesan terakhir Ib yang masih tersimpan. Kendati demikian, Bell lantas membuang pager tersebut ke tempat sampah.

Sejak saat itu kejadian demi kejadian aneh mulai terjadi di sekitar Boum dan Bell. Beberapa hal yang berhubungan dengan Ib ikut hadir. Bell bahkan tertangkap kamera CCTV dirasuki oleh Ib saat tidur. Juga terpegok berbicara dengan sosok gaib.

Boum awalnya menolak untuk percaya itu semua ada kaitannya dengan Ib. Terlebih Bell juga punya riwayat berjalan sambil tidur (sleepwalking) saat kecil.

Namun kejadian terus bertambah parah dengan Bell yang berulangkali dirasuki Ib dan diarahkan untuk bunuh diri.

Tidak ada pilihan lain, Boum akhirnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya dan Ib. Boum ternyata masih sering berpikir untuk bunuh diri karena teringat dengan janjinya dan Ib. Mendengarnya, Bell menguatkan dan minta agar ibunya tidak melakukan hal tersebut.

Sementara itu, di area konstruksi Santorn Tower, Boum bertemu dengan seorang bocah bernama Mon (diperankan oleh Teerapop Songwaja). Ia bisa melihat keberadaan makhluk halus. Termasuk arwah Ib yang mengikuti Boum.

Boum lantas mengajak Mon menemaninya masuk ke dalam Santorn Tower untuk menjadi perantara komunikasi dengan Ib. Melalui Mon, Boum minta agar Ib tidak lagi mengganggu putrinya.

Ib tidak terima dan sempat menyerang Mon. Mon yang ketakutan lalu memberitahu pesan dari Ib bahwa putri Boum pasti mati di hari ulang tahunnya ke-15 2 hari lagi. Usia yang sama dengan Ib saat ia meninggal.

Untuk mencegah terjadi hal yang tidak diharapkan, malam harinya Boum mengikat Bell di tempat tidur. Bell yang kerasukan berulangkali mencoba untuk melepaskan diri.

Tidak tahan lagi, Boum yang tidak ingin putrinya meninggal memutuskan untuk bunuh diri. Anehnya, saat ia hendak melakukannya, Ib justru mencegahnya.

Bell yang tidak ingin ibunya bunuh diri berniat untuk menyerahkan dirinya pada Ib untuk dibunuh. Setelah membius Boum, Bell lalu memanggil Ib dan mempersilahkannya untuk membunuhnya.

Beberapa saat kemudian, Boum terbangun. Mengetahui Bell tidak ada di kamarnya, ia bergegas menuju Sathorn Tower.

Dugaannya tepat. Bell ada di sana.

Ib lagi-lagi merasuki Bell, berusaha membunuhnya di hadapan Boum. Dan kali ini ia berhasil.

Dengan langkah gontai Boum menghampiri Bell yang bersimbah darah. Tanpa disangka, Bell ternyata masih bernyawa.

Meski bisa diselamatkan, pada akhirnya Bell berada dalam kondisi lumpuh total dan harus terus ditopang dengan peralatan life support.

Boum kembali ke Sathorn Tower. Ia berniat untuk bunuh diri. Rencananya batal setelah melihat sarang burung di sana.

Ia pun berjanji akan terus bertahan dan berharap Bell juga ikut berjuang agar bisa pulih.

Tanggal Rilis: 7 September 2017
Durasi: 1 jam 53 menit
Sutradara: Sophon Sakdaphisit
Produser: Jira Maligool, Vanridee Pongsittisak, Suwimon Techasupinan, Chenchonnee Soonthonsaratul, Weerachai Yaikwawong
Penulis Naskah: Sopana Chaowiwatkul, Supalerk Ningsanond, Sophon Sakdaphisit
Produksi: Jor Kwang Films
Pemain: Namthip Jongrachatawiboon, Apichaya Thongkam, Thunyaphat Pattarateerachaicharoen, Panisara Rikulsurakan, Deuntem Salitul, Benjamin Joseph Varney, Suchada Poonpattanasuk, Surachai Ningsanond, Teerapop Songwaja, Duangjai Hiransri

Review Singkat The Promise

Walau durasinya hampir mencapai 2 jam, cukup mudah untuk mendeskripsikan “The Promise”. Ini adalah film dengan horor tipis tipis dan unsur drama yang lebih mendominasi.

Apakah mengecewakan? Tidak juga. Tergantung sudut pandangnya.

Jika mengharapkan sesuatu yang bikin bulu kuduk merinding atau berteriak-teriak histeris karena kaget, film ini jelas bukan pilihan.

Jangankan jump scare, penampakan hantu pun minim. Satu dua yang ada hanya disajikan secara samar.

Sebagai gantinya, “The Promise” berusaha menghadirkan suasana yang tegang dan mencekam. Lumayan berhasil.

Di sisi lain, film ini menghadirkan unsur drama yang kental. Dapet banget sih. Terasa sekali perasaan saling sayang antara ibu dan anak yang diwakili oleh Boum dan Bell.

Begitu juga dengan ‘tragedi’ keluarga Ib dan Boum yang berujung pada bunuh diri Ib. Meski tidak digambarkan detil, kita sudah bisa paham dan bersimpati atas apa yang keduanya alami.

Yang sedikit membingungkan, film ini kabarnya memenangkan penghargaan Best Visual Effects dalam ajang 27th Suphannahong National Film Award. Membingungkan karena saya tidak melihat adanya efek visual yang mencolok dan menarik perhatian di sepanjang durasi.

Yang mengecewakan bagi saya pribadi adalah bangunan Sathorn Tower yang tidak terlalu diulik. Sebagian besar lokasinya di situ situ saja. Padahal bangunan tersebut cukup besar dengan jumlah lantai yang banyak.

Penutup

Lagi-lagi saya bertemu dengan sebuah film bergenre horor yang gagal menakut-nakuti namun sulit untuk dikatai karena punya banyak hal lain yang patut diapresiasi.

“The Promise” mungkin tidak akan membuat penggemar horor puas. Sebaliknya, penyuka genre drama bakal betah menyaksikan kisah perjuangan ibu dan anak — yang sama-sama saling menyayangi — dalam menghadapi teror gaib yang berasal dari masa lalu sang ibu.

Punya potensi namun pada prosesnya disia-siakan begitu saja. 4/10.

P.S.: Untuk informasi lain seputar film ini bisa dicari di laman Facebook resmi mereka.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf review film the promise

Leave a Reply