Review Film The Bridge Curse (2020)

“The Bridge Curse” (女鬼橋) adalah film horor Taiwan yang dirilis pertama kali pada tanggal 27 Februari 2020. Bukan asal pilih tanggal karena masih ada kaitannya dengan isi dari film itu sendiri. Setengah tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 27 Agustus, film ini tersedia secara global melalui layanan streaming video Netflix. Ratingnya di IMDB adalah 5.3, skor yang terbilang (sedikit) di atas rata-rata untuk genre horor. Seperti apa ceritanya?

Sinopsis Singkat

poster thebridgecurse 3

Seorang reporter dan kameramen ditugaskan untuk meliput kasus kematian misterius di sebuah kampus yang terjadi pada tanggal 29 Februari 2016. 5 orang mahasiswa saat itu diketemukan meninggal di area kampus yang berbeda. Kabarnya, pihak kampus sendiri menutup-nutupi kejadian tersebut karena berkaitan dengan mitos / urban legend yang ada. Yaitu tentang tangga di dekat jembatan (masih di area sekolah). Apabila kita menaiki tangga tersebut di tengah malam dan mencapai anak tangga ke-13, kita tidak diperbolehkan untuk menoleh ke belakang. Jika itu dilakukan, maka kita akan mati.

Investigasi pun dilakukan dengan berbekal berita serta video, baik dari rekaman live streaming saat itu dan CCTV, yang ada. Sang reporter dan kameramen juga mengunjungi satu demi satu tempat-tempat di kampus yang disebut ada hubungannya dengan kejadian tersebut.

Pada akhirnya terungkap bahwa sebenarnya ada 1 orang yang ‘selamat’ dari kejadian tersebut. Bukan benar-benar selamat, melainkan diperbolehkan tetap hidup oleh arwah penunggu jembatan dengan syarat di 4 tahun mendatang harus menumbalkan 5 orang korban kepadanya. Dan orang yang selamat tersebut adalah si kameramen.

Tanggal Rilis: 27 Februari 2020
Durasi: 88 menit
Sutradara: Lester Hsi
Produser: –
Penulis Naskah: Keng-Ming Chang, Po-Hsiang Hao
Produksi: Double Edge Entertainment, Lots Home Entertainment, Pegasus Entertainment
Pemain: Ning Chang, Cheng Ko, J.C. Lin, Summer Meng, Vera Yen, Wan-Ru Zhan

Review Singkat

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Mitos tentang hitungan anak tangga yang berbeda sepertinya bisa ditemui dimana saja. Khususnya di negara-negara Asia. Saking umumnya, saya pribadi termasuk yang tidak mempercayai mitos tersebut. Perbedaan hitungan anak tangga bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Kurang konsentrasi misalnya. Tidak melulu gara-gara hal gaib.

Dengan demikian, harus jujur diakui bahwa sejak awal sulit bagi saya untuk masuk ke dalam cerita yang disajikan “The Bridge Curse”. Walau nyatanya di film ini mitos tersebut benar-benar nyata. Sayangnya, secara keseluruhan hanya mitos itu saja yang diandalkan oleh sang sutradara maupun penulis naskah. Cerita pun terasa dangkal dan hanya berkisar seputar ketakutan, kepanikan, dan jump scare. Unsur investigasinya? Meh.

Di sisi lain, film ini lumayan berhasil menghadirkan nuansa horor klasik. Penampakan juga tidak melulu ditujukan pada karakter (alias terabaikan oleh mereka), namun langsung mengarah pada penonton. Seperti saat ada hantu yang tertangkap layar kamera ponsel sementara karakter yang memegang ponsel tersebut tidak melihatnya. Atau saat manekin yang ada di belakang karakter bergerak. Saya pribadi demen dengan sentuhan-sentuhan cerdas seperti ini.

Kendati demikian, disematkannya penampakan berbau zombie dalam “The Bridge Curse” bagi saya adalah blunder. Jadi terkesan tidak konsisten. Padahal memaksimalkan arwah penunggu jembatan saja seharusnya sudah cukup creepy.

Kembali ke soal cerita yang dangkal. Saking buruknya naskah, saya rasa sebagian besar penonton bakalan bisa menebak double twist yang ada. Petunjuknya terlalu jelas. Bahkan sejak di menit-menit awal. Saya pribadi mencurigai karakter X (maaf, saya lupa dan malas mengecek nama karakternya) sebagai antagonis (dan benar) gara-gara wajahnya terlihat lebih tua daripada yang lain, wkwkwk.

Bukan body shamming loh. Wong di ceritanya belakangan ketahuan kalau karakternya memang benar lebih tua daripada yang lain 😀

Untuk akting tidak ada yang istimewa bagi saya. Cenderung di bawah standar sih.

Penutup

“The Bridge Curse” berhasil menghadirkan nuansa horor klasik dalam cerita berbalut urban legend. Sayangnya, film ini tidak digarap dengan serius. Naskahnya terlalu dangkal dan mudah ditebak. Satu twist yang mudah tertebak bisa dimaafkan. Tapi kalau twist ganda dan dua-duanya mudah ditebak rasanya sih keterlaluan. Pada akhirnya yang bisa kita nikmati hanyalah sekumpulan orang yang berlari ketakutan dan panik karena diganggui berbagai hal gaib. 3/10.

Catatan: rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf thebridgecurse

Leave a Reply