Review Film Suster Keramas 2 (2011)

Di penghujung tahun lalu saya sempat menghadirkan review dari “Suster Keramas”, salah satu film yang sukses meraih skor nihil di situs ini.

Dengan ekspektasi awal yang super rendah, saya luangkan waktu untuk menonton ‘kelanjutannya’, “Suster Keramas 2”. Tentu masih dengan genre horor. Plus bintang tamu artis JAV populer yang seolah menjadi trademark.

Apakah ada peningkatan dari segi kualitas cerita? Dan apakah kali ini lebih layak untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis dan juga review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster suster keramas 2

poster suster keramas 2

Saat sedang balapan motor di jalan, Shelly (diperankan oleh Violenzia Jeanette) mengalami kecelakaan. Dua temannya, Jack (Ricky Harun) dan Tando (Zidni Adam) segera membawanya ke rumah sakit untuk dirawat.

Sementara itu, di tempat lain, seorang tour guide bernama Cakil (diperankan oleh Marcell Darwin) tanpa sengaja tangannya terjepit pintu mobil saat sedang menjemput turis Jepang bernama Sachiko (diperankan oleh Sola Aoi). Secara kebetulan mereka lantas menuju rumah sakit yang sama.

Apes, rumah sakit tersebut ternyata sangat angker. Satu per satu dihantui oleh penampakan makhluk gaib. Mulai dari tuyul, pocong, sampai kuntilanak.

Hingga pada akhirnya terungkap bahwa sebenarnya Jack, Tando, dan Shelly telah tewas dan jenazah mereka memang dibawa ke rumah sakit tersebut. Jack dan Tando tertabrak truk tak lama setelah Shelly kecelakaan. Insiden nahas itu menewaskan ketiganya.

Tanggal Rilis: 21 April 2021
Durasi: 1 jam 21 menit
Sutradara: Findo Purwono HW
Produser: Ody Mulya Hidayat
Penulis Naskah: Abbe Ac
Produksi: Maxima Pictures
Pemain: Ricky Harun, Zidni Adam, Marcell Darwin, Violenzia Jeanette, Eva Asmarani, Tasya Djerly Emor, Sola Aoi

Review Singkat

Duo produser Ody Mulya Hidayat dan penulis naskah Abbe Ac sepertinya belum puas mengeksploitasi wanita di “Suster Keramas“. Mereka lanjut melakukannya dengan menghadirkan “Suster Keramas 2”, yang lebih mesum dan lebih merendahkan kaum perempuan.

Saking fokusnya menghadirkan wanita sebagai obyek sensual, film ini sampai lupa menghadirkan sosok hantu berwujud suster yang sedang keramas. Atau apa pun itu yang berhubungan dengan judul.

Sepanjang durasi rasanya hanya satu atau dua makhluk halus berseragam perawat. Sisanya campur aduk. Mulai dari tuyul hingga mbak yul kunti.

Alur cerita pun terkesan ala kadarnya. Yang penting ada unsur mesum dan seram. Itu saja.

Penulis bahkan tidak mau repot-repot membuat benang merah bagi Zidni Adam yang sebenarnya juga bermain dalam “Suster Keramas”. Daripada pusing, berikan saja karakter baru.

Padahal, di luar deretan adegan mesum tingkat tinggi yang disajikan, film ini bagi saya cukup sukses dalam menyuguhkan adegan horor. Walau memang, karena dibalut komedi, mungkin ujung-ujungnya penonton bukan ketakutan, melainkan tertawa.

Terutama dalam paruh babak terakhir. Seolah melunasi penampakan atau jump scare di awal yang minim kreativitas. Berulang-ulang hanya menampilkan hantu melintas di belakang karakter utama.

Twist di ending sudah bisa tertebak saat karakter Tando diabaikan oleh dua orang dokter. Untungnya, balutan lagu latar yang dipilih, “Sebelum Aku Mati” dari Michael Says, sangat tepat untuk mengiringi adegan penutup “Suster Keramas 2” ini.

Akting para pemainnya?

Yah, ini bukanlah jenis film yang mengandalkan kekuatan seni peran aktor maupun aktris yang terlibat. Siapa saja bisa melakukannya tanpa mengubah kualitas film secara keseluruhan yang pada dasarnya sudah jeblok.

Penutup

Dengan alur cerita yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan judul, “Suster Keramas 2” sebenarnya sangat tidak layak untuk diberi penilaian.

Masih ditambah dengan eksploitasi kaum hawa yang berlebihan. Selain tidak layak untuk ditonton, bahkan membuat saya yang notabene seorang pria merasa dinista kan dengan polah karakter-karakter pria dalam film ini yang kelewat mata keranjang.

Pun begitu, harus diakui bahwa sebagai sebuah film horor, film ini cukup baik dalam memasukkan berbagai elemen horor. Selain di pertengahan awal durasi, yang jump scare-nya membosankan dan berulang.

Pemilihan lagu latar di adegan penutup juga sangat tepat dan memperkuat suasana yang ingin disampaikan pada adegan tersebut.

2/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf suster keramas 2

Leave a Reply