Review Film Skandal Cinta Babi Ngepet (2008)

Masih lanjut dengan review film horor lokal yang dari judulnya saja sepertinya sudah bisa ditebak kualitasnya.

“Skandal Cinta Babi Ngepet” adalah film yang dirilis pada tahun 2008 lalu, dimana saat itu banyak film bergenre horor yang dibumbui oleh humor dewasa atau yang nyerempet-nyerempet mesum.

Tentu tidak terkecuali yang satu ini. Terlebih ada nama besar K. K. Dheeraj di belakangnya. Yang rajin mengikuti perkembangan film horor di Indonesia pasti paham bagaimana portofolio yang bersangkutan.

Tanpa perlu berpanjang lebar lagi, yuk simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat Skandal Cinta Babi Ngepet

poster skandal cinta babi ngepet

poster skandal cinta babi ngepet

Putri (diperankan oleh Ratu Felisha) adalah anak seorang pengusaha kaya raya. Saat sedang berlibur ke villa, sebuah insiden mengantarkan Putri berkenalan dengan Ridho (diperankan oleh Ferry Fernandez), seorang pemuda desa yang lugu dan miskin.

Benih-benih cinta pun mulai bersemi. Sifat Putri yang dulu sombong dan egois lambat laun mulai berubah berkat Ridho.

Hingga akhirnya Putri mau dinikahi oleh Ridho. Ia bahkan rela tidak lagi dianggap anak oleh ayahnya, Hasan (diperankan oleh Arthur Tobing).

Kehidupan Putri pun kini berubah 180 derajat. Dari yang sebelumnya berkecukupan menjadi serba kekurangan. Terlebih Ridho hanya seorang tukang ojek bermodal sepeda onthel.

Putri sempat bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Apes, di sana ia malah dilecehkan dan difitnah sebagai pencuri oleh tuannya sendiri, yang kepergok hendak memp3rkos4nya.

Di hari yang bersamaan, Ridho juga tidak diperbolehkan lagi untuk mangkal di pangkalan ojek oleh warga kampung.

Putus asa, keduanya memutuskan untuk bunuh diri dengan cara melompat ke sungai.

Salah seorang pelanggan ojek Ridho, aa Galih (diperankan oleh Billy Kumaseh), mencegahnya. Alih-alih, ia menyarankan agar mereka melakukan ritual babi ngepet.

Bosan hidup miskin dan dipandang sebelah mata, keduanya setuju. Ritual pun dilakukan hingga kemudian mereka tahu bagaimana caranya melakukan hal itu. Ridho ‘bertugas’ sebagai babi ngepet, sedang Putri tetap di rumah untuk menjaga lilin.

Dengan singkat hidup Putri dan Ridho berubah drastis. Begitu pula dengan sifat mereka. Jadi sombong dan angkuh.

Meeka sengaja balas dendam dengan memamerkan kekayaan mereka pada orang-orang yang selama ini menghina. Termasuk mantan majikan Putri dan ayah Putri.

Waktu berlalu. Rumor tentang Putri dan Ridho yang melakukan ritual babi ngepet mulai beredar di kalangan warga. Ustadz Amir (diperankan oleh Ricko Ramadhoni) sudah mencoba untuk menenangkan warga, namun mereka tetap berniat untuk menangkap babi ngepet.

Sementara itu, Galih juga mengingatkan Putri dan Ridho agar berhenti melakukan ritual tersebut. Ia mengaku saat itu khilaf dan hanya ingin agar Putri dan Ridho tidak bunuh diri.

Alih-alih menurut, Putri tetap berkeras untuk melanjutkan ritual ngepet. Ridho yang sebenarnya ragu terpaksa menurut.

Malam harinya, saat sedang ngepet, aksi Ridho terpergok warga. Tanpa ampun mereka menghajarnya.

Sebagian warga menciduk Putri dan membawanya ke tempat Ridho.

Salah seorang warga menyiramkan bensin untuk membakar keduanya. Untunglah kali ini ustadz Amir berhasil menghentikan mereka.

Sayangnya terlambat, Ridho keburu tewas karena luka parah. Putri hanya bisa menangis merapatinya.

Akibat kejadian tersebut Putri mengalami trauma. Kewarasannya terganggu dan terpaksa dirawat di rumah sakit jiwa oleh ayahnya.

Ayahnya sendiri turut merasa menyesal karena secara tidak langsung sudah membuat putrinya menjadi seperti itu.

Di bagian akhir terlihat Ridho tengah terbakar di neraka dalam wujud menyerupai babi.

Tanggal Rilis: 27 Maret 2008
Durasi: 91 menit
Sutradara: K. K. Dheeraj
Produser: K. K. Dheeraj
Penulis Naskah: K. K. Dheeraj
Produksi: K2K Production
Pemain: Ratu Felisha, Olga Syahputra, Ferry Fernandez, Arthur Tobing, Billy Kumaseh, Ikhsan Samiaji, Ardan Yacobson, Ricko Ramadhoni, Fahmi Abdat, Enno Sawadhi, Chika Waode

Review Singkat

Sebagai film berlabel horor dewasa, rasanya tidak banyak yang perlu dibedah dari “Skandal Cinta Babi Ngepet” ini. Sama saja seperti “Tali Pocong Perawan” yang tayang berselisih 1 bulan.

Sama-sama bertele-tele dalam membungkus tema utama.

Sama-sama menyelipkan adegan dewasa yang tidak semestinya alias tidak ada gunanya.

Bedanya, judul yang disebut terakhir masih bisa disebut sebagai film horor. Tidak seperti film ini, yang benar-benar NIHIL unsur horornya.

Kecuali jika aksi Ratu Felisha yang menggelinjang dan mendesah di dalam gua dikategorikan dalam genre tersebut.

Dari segi cerita, awalnya saya hendak protes karena tema babi ngepet baru disenggol dalam 30 menit terakhir. Namun kalau dipikir-pikir lagi, 30 menit sebelumnya berisi tema ‘skandal cinta’. Cocok sih berarti dengan judul.

Film ini jelas sekali menjual nama (almarhum) Olga Syahputra. Walau hanya muncul di beberapa menit awal, setiap kali ada adegan yang melibatkan dirinya, kamera auto fokus.

Saya bahkan tadinya mengira ia jadi salah satu tokoh utama.

Lucunya, yang bagi saya paling mencuri perhatian justru Chika Waode. Ia seolah paham benar bagaimana caranya berakting secara total dan memanfaatkan momen on frame yang terbatas.

Penutup

Dengan kualitas produksi yang sekelas FTV, saya kurang paham siapa target sebenarnya dari film “Skandal Cinta Babi Ngepet” ini.

Mengaku film horor, tapi gak ada horornya. Mengaku film dewasa pun rasanya tidak ada orang dewasa yang mau menontonnya.

Mungkin benar hanya nama Olga saja yang dijual dengan target pasar fans-fans almarhum.

0/10.

Film ini bisa ditonton secara resmi di kanal Youtube K2K Production Official Channel.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf skandal cinta babi ngepet

Leave a Reply