Review Film Rumah Kosong (2014)

Sempat gugling sebelum menonton film “Rumah Kosong” ini dan beberapa artikel menyebutkan kesuksesannya meraup 20 ribu penonton di hari penayangan perdana. Digadang-gadang bisa melebihi raihan “Kamar 207”, sepertinya harapan hanya sebatas asa. Judul ini sama sekali tidak masuk di dalam daftar 15 film box office di tahun 2014, dimana posisi terakhir ditempati oleh “Kamar 207”. Lagipula, jika menilik nama penulis naskahnya sih saya juga ragu. Karya beliau yang lain, “Villa 603”, punya cerita yang ajaib dan sulit untuk dinalar akal sehat. Apakah yang satu ini setali tiga uang? Simak deh sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.

By the way, kedua film yang sempat disebut di atas, “Villa 603” dan “Kamar 207”, sama-sama sudah saya tulis reviewnya. Tapi sama-sama juga baru akan dipublikasi beberapa bulan mendatang. Jadwal selengkapnya bisa dilihat di sini.

Sinopsis Singkat

poster rumahkosong

Pasangan suami istri Hendra (diperankan oleh Dimas Seto) dan Arini (diperankan oleh Maeeva Amin) baru saja menempati sebuah rumah mewah yang ia beli dengan harga murah dari Bima (diperankan oleh Anton Andreas). Mereka tinggal bersama kedua putri mereka, Rachel (diperankan oleh Angelica Simperler) dan Rere (diperankan oleh Marsya Aurelia).

Belum apa-apa mereka mulai merasakan adanya hal-hal ganjil di rumah baru mereka tersebut. Ini diperkuat oleh pernyataan Bagas (diperankan oleh Kama Bhaskara), teman sekolah Rachel yang kebetulan merupakan cucu dari Bima, bahwa rumah tersebut dikabarkan berhantu.

Suatu hari, seorang wanita aneh bernama Mariella (diperankan oleh Saphira Indah) tiba-tiba datang dan mengaku sebagai pembantu rumah tangga keluarga yang sebelumnya. Karena tidak sanggup mengurus rumah sendirian, Arini menerima Mariella bekerja di sana.

Teror mencapai puncaknya saat Rere mendadak hilang. Saat itu Rachel hanya sedang ditemani oleh Bagas, sementara Arini sedang di rumah sakit menemani Hendra yang sebelumnya diserang oleh makhluk gaib di dalam rumah. Hendra sendiri begitu siuman segera meminta Arini untuk pulang dan membawa kedua anak mereka pergi dari rumah. Untuk membantunya, Hendra juga menghubungi seorang ustadz (diperankan oleh Ustadz Syailendra).

Begitu sampai di rumah, tanpa diduga Arini diserang oleh Bima. Untungnya, di saat terdesak, pak ustadz muncul dan langsung menghantam Bima hingga terjatuh ke kolam renang. Keduanya lantas masuk ke dalam rumah dan mendapati Rere, yang sudah dirasuki oleh setan penghuni rumah, berusaha membunuh Rachel. Setelah dibacakan ayat kursi, setan tersebut menghilang dan Rere maupun Rachel pun selamat.

Tanggal Rilis: 30 Desember 2014
Durasi: 78 menit
Sutradara: Chiska Doppert
Produser: Firman Bintang
Penulis Naskah: Raha Kurnia
Produksi: BIC Pictures
Pemain: Dimas Seto, Angelica Simperler, Maeeva Amin, Marsya Aurelia, Kama Bhaskara

Review Singkat

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Belum pernah saya sesenang ini menikmati jump scare demi jump scare yang ada dalam sebuah film horor Indonesia. Perlu diketahui bahwa saat me-review saya selalu membandingkan film lokal dengan film lokal dan film luar dengan film luar. Jadi saya akan mengabaikan fakta bahwa ada beberapa jump scare dalam “Rumah Kosong” yang ‘terinspirasi’ dari film horor luar negeri.

Kembali ke soal jump scare. Film ini menghadirkan adegan-adegan penampakan yang bervariasi, tidak begitu begitu saja. Memang ada yang repetitif, tapi jumlahnya tidak banyak. Ada hantu yang muncul di belakang lantas menampar karakter. Ada jejak kaki yang melangkah mendekati karakter ternyata hantunya muncul di atas (lalu menampar). Ada tangan yang tiba-tiba muncul dan mencopet walkie talkie. Seru!

Sayangnya, kaya variasi jump scare tidak serta merta membuat film ini layak ditonton. Ceritanya hancur banget dengan banyak lubang plot bertebaran. Ide yang sederhana tidak mampu diolah menjadi naskah yang menarik. Beberapa hal yang patut dipertanyakan di antaranya:

  • Rachel sering berteriak ketakutan karena diteror di malam hari, tapi tidak pernah ada anggota keluarga lain yang mendengar. Bahkan pada saat ia berteriak TEPAT di samping Rere sekali pun, adiknya tetap cuek molor.
  • Bagas datang ke rumah Rachel. Saat itu kondisi hujan lebat, tapi dia sama sekali tidak kebasahan. Seandainya naik mobil pun tetap harus melewati area terbuka untuk sampai ke teras. Itu kalau benar naik mobil. Wong beberapa kali ia datang selalu ditunjukkan dengan berjalan kaki atau naik sepeda kok.
  • Arini dengan mudahnya menerima Ella menjadi pembantu rumah tangga tanpa menanyakan identitas dan latar belakangnya.
  • Sudah tahu di rumah ada makhluk gaib yang agresif, tanpa beban Arini meninggalkan kedua anaknya di rumah sendirian. Saat Rachel menelpon pun hanya plonga plongo, tidak langsung diangkat.
  • Saat Hendra memberitahu sebaiknya mereka segera pindah dari rumah, Arini malah menanyakan sebabnya. Padahal sebelumnya justru Arini yang mencoba meyakinkan Hendara bahwa di rumah mereka ada penunggunya.
  • Saat Arini diserang dengan kapak oleh Bima, wajahnya sama sekali tidak terlihat ketakutan. Cuma mirip orang kaget biasa saja.
  • Setan yang sebelumnya berada di tubuh Ella memilih untuk pindah ke tubuh Rere yang notabene lebih kecil dan lemah untuk berusaha membunuh Rachel. Jelas gak mati-mati lah.
  • Saat Arini mengetahui kedua anaknya sedang diserang setan, sama sekali tidak terlihat kepanikan baik dari ekspresi maupun gerak gerik tubuhnya. Lebih mirip orang lagi antri toilet padahal sudah kebelet pipis.

Dari penjabaran di atas, terlihat ada dua hal yang menjadi titik lemah lain dari “Rumah Kosong”. Pertama adalah dialog. Banyak dialog atau percakapan yang tidak masuk akal dan tidak meyakinkan. Kedua adalah akting pemain. Terutama Maeeva Amin yang berperan sebagai Arini. Benar-benar buruk.

Oh ya, untuk ending nyaris sama dengan “Villa 603”. Ujug-ujug muncul karakter pemuka agama, didoakan, selesai. Film lantas ditutup dengan adegan ceramah singkat dimana pemuka agama tersebut memberi wejangan tentang pentingnya beribadah agar tidak diganggu setan. Sudah template naskah dari Raha Kurnia sepertinya.

Penutup

Seseram-seramnya film horor, secara keseluruhan hanya akan menjadi tontonan yang menyenangkan apabila ditunjang oleh cerita yang solid serta akting karakter yang meyakinkan. “Rumah Kosong” hanya mampu unggul dalam urusan jump scare. Di dua poin lainnya sungguh berantakan dan mengecewakan. Karakter Arini (dan pemerannya) menjadi kekurangan utama dalam film ini. 3/10, untuk menghargai variasi jump scarenya.

Catatan: rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf rumahkosong

Leave a Reply