Review Film Pohon Keramat (2015)

“Pohon Keramat” adalah film horor Indonesia besutan sutradara George Hutabarat yang tayang di bioskop pada tahun 2015 lalu.

Kalau tidak salah ini adalah karya beliau pertama yang saya tonton dan saya review di situs ini.

Dan semoga saja bagus, biar jadi motivasi untuk menonton judul-judul lainnya yang lahir dari tangan yang bersangkutan.

Penasaran seperti apa filmnya? Simak deh sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster pohon keramat

poster pohon keramat

Pasangan suami istri Adrian (diperankan oleh Afdhal Yusman) dan Novia (diperankan oleh Isti Ayu Pratiwi) baru saja pindah rumah ke pinggiran kota bersama dengan putra mereka, Dafa (diperankan oleh Alejandro), dan adik Novia, Nina (diperankan oleh Angbeen Rishi).

Terdapat sebuah pohon besar di halaman depan rumah tersebut.

Namun semenjak pindah ke sana, Dafa mengaku memiliki beberapa teman baru. Kedua orangtuanya serta Nina tidak bisa melihat teman baru yang dimaksud Dafa.

Alhasil Dafa dianggap berbohong. Hal itu berimbas pada ucapan-ucapan Dafa lainnya yang tidak lagi dipercaya.

Termasuk ketika Dafa melaporkan bahwa asisten rumah tangga yang baru telah mencuri barang-barang berharga di rumah.

Lambat laun cerita Dafa mulai terbukti. Terlebih ketika Nina dan kekasihnya (diperankan oleh Cakra Bayu Pratama) sama-sama tewas secara misterius.

Hingga akhirnya Novia mendapat informasi dari seorang ODGJ (diperankan oleh Teddy Oktora). Bahwa pohon tersebut sangat keramat dan terkutuk. Dulunya ada seorang dukun yang menggantung orang-orang di pohon tersebut sebagai tumbal untuk mencari ilmu hitam.

Sayangnya semua sudah terlambat. Setibanya di rumah, Novia mendapati Adrian dalam keadaan tidak bernyawa.

Ia sempat mencoba meninggalkan rumah bersama Dafa. Namun karena diganggu oleh setan, mobil tersebut menabrak pohon keramat dan terbakar. Insiden tersebut memusnahkan setan-setan penunggu pohon dan juga membunuh Dafa.

Tanggal Rilis: 5 Februari 2015
Durasi: 90 menit
Sutradara: George Hutabarat
Produser: Gobind Punjabi
Penulis Naskah: Deden Tristanto
Produksi: Sentra Mega Kreasi
Pemain: Isti Ayu Pratiwi, Afdhal Yusman, Angbeen Rishi, Alejandro, Teddy Oktora, Yulia Wirawati, Herri Kusnadi

Review Singkat

Melelahkan. Itu yang saya rasakan sepanjang menonton film “Pohon Keramat” ini.

Sumber permasalahannya ada pada penggunaan efek suara yang lebay di setiap adegan jump scare. Bahkan sejak kehadiran adegan gaib di awal.

Di sisi lain, dengan jumlah penampakan yang masif, sutradara George Hutabarat setidaknya berusaha untuk menyajikan jump scare yang (sedikit) bervariasi.

Satu yang sepertinya belum pernah saya lihat adalah efek bola mengambang di udara.

Sayangnya, seperti efek suara yang menjadi penyakit umum film horor Indonesia, film ini juga memilih menggunakan template cerita yang umum dan terbilang overused.

Mulai dari rumah baru yang lokasinya terpencil, anak yang berteman dengan hantu, orangtua yang sibuk dan/atau tidak percaya dengan cerita sang anak, hingga orang asing yang bertingkah mencurigakan.

Kurang kamar yang tidak boleh dibuka saja biar komplit.

Pun begitu, secara mengejutkan penggunaan alur yang berbasis template ini tidak semembosankan yang saya kira.

Di awal memang terasa agak dragging. Namun semakin ke belakang semakin mengalir dan semakin bikin penasaran.

Ada beberapa bagian janggal. Seperti Nina yang diketemukan tewas dalam kondisi berpakaian lengkap. Padahal sebelum itu ia pingsan dalam kondisi (seolah) hanya mengenakan pakaian dalam.

Jika tidak memungkinkan untuk menghadirkan adegan buka-bukaan, apa susahnya untuk mengganti momen pingsan tersebut dengan yang lebih sesuai.

Atau Novia yang keluar dalam kondisi baik-baik saja walau mobilnya barusan menabrak mobil.

Yang paling bikin geleng-geleng adalah beberapa adegan (di babak pertama) yang terlihat seperti diambil dengan menggunakan kamera ponsel berkualitas rendah.

Selain gambarnya tidak tajam, juga tidak stabil.

Puncaknya apalagi kalau bukan ending yang membagongkan.

Mobil menabrak pohon dan terbakar gara-gara diganggu setan. Eh setannya jadi mati sendiri gara-gara ikut kebakar. WTF.

Penutup

“Pohon Keramat” patut saya beri penghargaan sebagai salah satu film horor dengan ending paling ajaib sepanjang masa.

Hantu antagonis biasanya sukses membunuh tokoh utama. Eh ini malah dia mati sendiri gara-gara berusaha membunuh si tokoh utama.

Jika saja penutupnya lebih baik daripada itu, saya masih bisa mempertimbangkan memberi nilai menengah untuk film ini.

Pasalnya, walau menggunakan template cerita pasaran serta efek suara jump scare yang mengganggu, saya masih bisa menontonnya tanpa rasa jenuh.

Capek sih iya. Tapi tidak sampai di tahap menyesali keputusan untuk menonton seperti kemarin saat menonton “Suster Keramas 2“.

Penyesalan baru muncul begitu melihat ending-nya, hehehe.

Sesuai pepatah lah. Penyesalan datang belakangan.

2/10.

Film ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan TrueID.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf pohon keramat

2 Comments

  1. Mantab review nya. Moga makin banyak blog web yang bahas film. Tidak hanya sebagai referensi, tapi memang bahas film memang mengasyikkan.
    Sukses terus.

Leave a Reply