Review Film Mumun (2022) | Jadi Pocong Akibat Terjerat Pinjol Bodong

“Mumun” adalah film horor kedua dari Rizal Mantovani di tahun 2022.

Sebelumnya ada “Kuntilanak 3” yang menurut saya pribadi lebih menyenangkan untuk ditonton ketimbang “KKN Di Desa Penari”.

Sebagai sebuah adaptasi dari sinetron populer “Jadi Pocong”, banyak yang berharap banyak pada film ini.

Saya sendiri belum pernah sama sekali menonton serial tersebut. Jadi bisa menonton secara netral tanpa adanya campur tangan perasaan nostalgia.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Mumun di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster film mumun

poster film mumun

Mumun dan Juned adalah pasangan yang saling mencintai.

Namun, Mumun meninggal dengan mengenaskan dalam sebuah kecelakaan dan Juned hancur karenanya.

Tanggal Rilis: 1 September 2022
Durasi: 1 jam 46 menit
Sutradara: Rizal Mantovani
Produser: Dheeraj Kalwani
Penulis Naskah: Dirmawan Hatta
Produksi: Dee Company
Pemain: Acha Septriasa, Dimas Aditya, H. Mandra, Volland Humonggio

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Mumun (diperankan oleh Acha Septriasa) adalah primadona di kampung. Banyak orang yang menyukainya.

Ia memiliki saudari kembar bernama Mimin (diperankan oleh Acha Septriasa).

Berbeda dengan Mumun, Mimin lebih memiliki untuk tinggal dan bekerja di Jakarta. Dari hasil kerja Mimin, ia bisa membiayai kedua orangtua mereka naik haji dan juga umroh.

kisah dua saudara kembar yang terpisah oleh maut

kisah dua saudara kembar yang terpisah oleh maut

Belakangan terungkap bahwa Mimin sebenarnya mengambil pinjaman online demi memenuhi keinginan orangtuanya itu.

Ia sendiri hanya bekerja sebagai pelayan di sebuah cafe.

Parahnya lagi, ia menggunakan identitas saudarinya saat mengambil pinjaman. Alhasil Mumun yang kemudian dikejar-kejar oleh debt collector. Ada Jefri (diperankan oleh Volland Hummongio) dan 3 anak buahnya — Jack (diperankan oleh Beddu), Susilo (diperankan oleh Ence Bagus), dan Sanip (diperankan oleh Fajar Nugra).

Jefri yang menyukai Mumun berniat untuk memanfaatkan hutang Mumun dan memperkosanya.

Mumun berhasil kabur, namun kemudian tertabrak truk hingga tewas.


Pada saat pemakaman Mumun, bang Husein (diperankan oleh H. Mandra), tukang gali kubur di kampung, lupa melepaskan ikatan tali pocong.

Sejak saat itu hantu pocong Mumun meneror Husein serta Jefri.

pocong modern bermata hijau

pocong modern bermata hijau


Pasca kematian Mumun, Juned (diperankan oleh Dimas Aditya), tunangan Mumun, membujuk Mimin untuk tinggal di kampung dan meneruskan usaha warung Mumun.

Walau awalnya enggan, lama kelamaan Mimin mulai menikmatinya.

Suatu malam ia bertemu dengan pocong Mumun. Ia mengira arwah saudarinya itu gentayangan karena ulahnya.

Sementara itu, Husein memberitahu Juned tentang tali pocong yang lupa ia lepas.

Juned tidak percaya. Hingga akhirnya ia melihat dengan mata kepalanya sendiri aksi tunangannya menyerang Jefri dkk.


Ketika sedang menagih hutang Mumun pada Mimin, Jefri keceplosan menceritakan tentang tewasnya Mumun yang disebabkan oleh truk.

Padahal, selama ini semua orang hanya tahu Mumun tewas karena mengalami tabrak lari.

Mimin pun berniat untuk menuntut balas pada Jefri.

Berhasilkah ia melakukannya?

Ulasan / Review Film Mumun

Walau Acha Septriasa dan Dimas Aditya sudah banyak membintangi film layar lebar, saya pribadi langsung merasa tengah menonton FTV pada saat melihat keduanya di layar.

Mungkin karena naskahnya secara garis besar hampir mirip dengan FTV-FTV bertema romansa yang acap muncul di layar kaca.

Dengan tambahan bumbu horor dan eksekusi yang lebih berkualitas.

Sentuhan komedinya menghibur. Setidaknya mampu memberikan senyuman di bibir. Walau tidak sampai terpingkal-pingkal.

Beberapa bagian terasa dragging. Bisa dihilangkan tanpa mengurangi inti cerita.

Efek CGI 95% oke. Di luar beberapa momen yang terlihat kaku dan tidak alami.

Penggambaran pocong yang tidak biasa, dengan mata menyala berwarna hijau, ternyata seru juga.

Rizal Mantovani sukses memainkan jump scare dengan pocong sebagai tokoh sentralnya. Bervariasi walau tidak 100% tidak tertebak arahnya.

Sayang kebanyakan masih mengandalkan genjreng-genjreng yang memekakkan telinga.

Mungkin kekurangan utama dari film ini adalah alurnya secara keseluruhan yang tidak believable.

Sedari awal, pokok permasalahannya sudah jelas. Solusinya pun jelas. Anehnya, tidak segera dilakukan tanpa alasan yang jelas.

Ujung-ujungnya ya sudah, cukup dinikmati saja sebagai sebuah tontonan film horor yang berusaha untuk menghibur tanpa perlu berharap lebih.

Penutup

Saya pribadi merasakan vibe FTV yang sangat kuat dari film ini. Mulai dari duet pemeran utama, dialog, bumbu humor, serta, yang paling utama, alurnya yang berputar-putar.

Padahal dari segi horornya sama sekali tidak mengecewakan. Tidak benar-benar horor yang bikin merinding. Tapi setidaknya bikin tersenyum puas.

Berpotensi dan harusnya bisa jauh lebih baik lagi.

Di sisi lain, tetap bisa dinikmati sebagai sebuah sajian nostalgia asal jangan berharap lebih.

Pada saat artikel ini ditulis, film “Mumun” ini bisa ditonton di jaringan bioskop CGV dan XXI.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film mumun
Review Mumun 2022
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror / Jump Scare
  • Recommended Watching
2.8

Summary

Alur cerita yang berputar-putar dan tidak meyakinkan membuat sulit untuk bisa menyukai film ini. Bahkan akting jajaran pemain yang rata-rata di atas rata-rata serta aksi horor si pocong yang lumayan menghibur sulit untuk membuat kita lupa akan alurnya yang sekelas FTV romansa remaja.

2 Comments

  1. Herman Susanto

    Mohon agar judul artikel diberikan ( Awas ! Spoiler )

Leave a Reply