Review Film Main Dukun (2014)

Masih yang gratisan dari rumah produksi Digital Film Media. Kali ini ada “Main Dukun” yang dibintangi oleh (almarhumah) Julia Perez.

Kabarnya, film ini dibuat karena ‘terinspirasi’ oleh fenomena di masyarakat. Dimana sebagian orang memilih untuk mengandalkan dukun dan/atau ilmu hitam untuk membuat hidupnya menjadi lebih baik.

Mulai dari mengumpulkan kekayaan (pesugihan) hingga mencari jodoh (pelet / pengasihan).

Nah, seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Yuk simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster main dukun

poster main dukun

Lyla (diperankan oleh Julia Perez) mencuri cermin dari sebuah museum di Bali. Cermin tersebut rupanya bukan cermin biasa. Melainkan media untuk mengurung arwah nenek Santet (diperankan oleh Titiek Qadarsih), seorang dukun ilmu hitam.

Lyla lantas membuat perjanjian dengan nenek Santet. Ia akan mendapatkan wajah serta tubuh yang awet muda, cantik, dan rupawan. Sebagai gantinya, Lyla harus tidur dengan 13 perjaka dan menghisap saripati mereka.

Waktu berlalu. Bertahun-tahun kemudian, putri Lyla, Riana (diperankan oleh Baby Margaretha) sudah tumbuh dewasa. Lyla sendiri masih tetap terlihat muda berkat ritual yang ia lakukan diam-diam tanpa sepengetahuan suaminya.

Riana, yang mengetahui perbuatan ibunya, ternyata juga hobi main dukun.

Bedanya, ia memilih untuk mempelajari berbagai ilmu hitam dari mang Koja (diperankan Egy Fadli) bersama dua orang temannya. Salah satunya adalah ilmu pelet yang ia manfaatkan untuk menjerat pria-pria kaya dan memoroti harta mereka.

Hadirnya mahasiswi baru yang cantik, Tiara (diperankan oleh Febriyanie Ferdzilla), membuat Riana dkk ketar ketir. Apalagi, Tiara yang punya ilmu gaib menolak untuk bergabung dengan mereka.

Sempat mengerjai Tiara, Riana justru kemudian membantunya membalaskan dendam pada Bowo (diperankan oleh Semmy Rifad Bajri). Pun begitu, Tiara tidak setuju dengan cara Riana yang menghalalkan segala cara.

Ketika ibunya sakit keras dan harus dioperasi, Tiara lagi-lagi ditawari bantuan oleh Riana. Riana dan teman-temannya lantas menawarkan Tiara pada pria hidung belang.

Royan (diperankan oleh Rikas), sahabat Tiara, yang mengetahui hal itu segera mencegahnya.

Di luar dugaan, Royan adalah anak dari pemilik cermin yang dicuri Lyla.

Bekerjasama dengan pak Ketut (diperankan oleh Susilo Badar), penjaga museum, dan Eko (diperankan oleh Muji Massaid), salah satu korban Lyla, Royan berusaha untuk mengambil kembali cermin tersebut.

Setelah pak Ketut menyembuhkan ibu Tiara yang sebenarnya diguna-guna, Tiara ikut membantu Royan mengalahkan Lyla, Riana, dan mang Koja.

Tanggal Rilis: 12 Juni 2014
Durasi: 85 menit
Sutradara: Irwan Siregar
Produser: Shankar Rs
Penulis Naskah: Djanoko, Alexander Harry
Produksi: Digital Film Media
Pemain: Julia Perez, Mudji Massaid, Baby Margaretha, Febriyani, Sonita Novrianti, Titi Qadarsih, Susilo Badar, Egi Fedly

Review Singkat

Sempat kagum dengan misi mulia Shankar RS dalam “Dilarang Masuk!” untuk memusnahkan genre horor esek-esek, saya jadi auto emosi begitu usai menonton film ini.

Bagaimana tidak. Salah satu biang genre mesum tersebut ternyata ya orang yang bersangkutan. Parade eksploitasi tubuh mulus wanita dan adegan-adegan asusila bisa ditemui dengan mudah di sepanjang film “Main Dukun”.

Eh sebelum dilanjut, versi film yang dipublikasikan di kanal resmi Digital Film Media adalah versi yang sudah di-edit, ya. Banyak adegan dan dialog yang dipotong. Teman-teman bisa mencari di kanal Youtube lain untuk versi yang lebih lengkap. Ada sekitar 10 menit perbedaan durasinya.

Secara keseluruhan, cerita tidak terlalu sulit untuk dipahami.

Pengecualian untuk karakter Riana. Di luar hobinya menggunakan ilmu hitam, saya tidak tahu apakah karakternya baik atau jahat. Di satu waktu ia mengerjai Tiara, di waktu lain ia justru berusaha membantunya. Bahkan membalaskan dendam Tiara terhadap Bowo.

Bagian penutup lumayan membagongkan. Film tiba-tiba nge-switch jadi genre laga. Saling adu jurus tenaga dalam antara kubu Royan versus kubu Tiara.

Untuk akting para pemain, yah, di bawah rata-rata sih. Tidak ada yang terlihat menonjol kualitasnya.

Saya malah kasihan dengan Julia Perez yang sudah meniatkan judul ini sebagai akting terakhirnya di genre esek-esek. Seharusnya bisa dapat peran di film yang jauh lebih baik kualitasnya.

Penutup

Firasat saya sudah buruk sejak film dibuka oleh adegan pencurian cermin dimana pelakunya mengenakan rok dan syal. Serta parade hantu yang terlalu lebay bermodal efek visual.

Dan tepat. Walau ceritanya masih bisa dicerna, namun bukan berarti tidak bikin merana.

Kualitasnya horor. Mengandalkan deretan karakter cewek yang mengumbar tubuh seksi dan berdandan menor. Dipasangkan dengan sejumlah karakter cowok yang dipenuhi otak kotor.

Mungkin sedari awal niatnya tidak untuk membuat tegang pikiran karena ketakutan. Melainkan tegang karena menahan nafsu perasaan.

0/10. Sama sekali tidak layak ditonton.

Film ini bisa ditonton gratis melalui kanal Youtube resmi Digital Film Media.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf main dukun

Leave a Reply