Review Film Kuntilanak Beranak (2009)

Dari judulnya, terus terang saya langsung membayangkan film “Beranak Dalam Kubur”. Mirip mirip. Tapi apakah ceritanya juga mirip? Nah, itu dia yang jadi pertanyaan. Dari nama sutradara yang lebih sering bikin film dengan alur yang sulit dinalar dengan logika sih rasanya malah ceritanya bakal gak terlalu ada hubungannya dengan judul. Apalagi dengan nama yang duduk di departemen penulisan, yang belum teruji kapasitasnya dalam pembuatan naskah bergenre horor. Oleh karena itu untuk menjawab pertanyaan tadi, mari kita bersama-sama menyimak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini, hehehe.

Sinopsis Singkat

poster kuntilanak beranak

Bimo (diperankan oleh Dion Wiyoko) terobsesi untuk membuat tayangan dokumentasi TV yang berbau horor dengan konsep dan tema yang belum pernah ada. Ia lantas mengajak rekan-rekannya — Aline, Mia, Dea, dan Bobby (diperankan oleh Vikri Rahmat) — untuk memecahkan misteri hilangnya penari ronggeng di sebuah kampung yang dulu terkenal akan tarian ronggengnya. Pertama kali mereka tiba di sana, tidak ada satu pun penduduk yang mau memberikan informasi mengenai kejadian tersebut. Mereka bahkan meminta Bimo dkk untuk pergi meninggalkan kampung mereka. Di saat sudah putus asa, datang seseorang yang menawarkan bantuannya untuk bertemu dengan penari ronggeng esok malam.

Kembali ke rumah, Aline dan Mia sama-sama mendapat teror dari makhluk gaib. Ibu Aline, seorang cenayang, mengetahui bahwa ada hantu wanita yang mengikuti Aline. Ia pun melarang Aline untuk kembali ke kampung tersebut.

Keesokan harinya, Aline dan Mia memberitahu Bimo untuk membatalkan rencana mereka. Bimo tidak bergeming dan tetap bertahan pada rencananya. Mau tidak mau mereka mengikutinya.

Malam harinya, mereka bertemu dengan warga lokal yang sebelumnya menjanjikan bantuan. Orang tersebut lalu mengantarkan mereka ke depan sebuah bangunan yang terkunci rapat. Tiba-tiba saja orang tersebut ketakutan dan lari meninggalkan mereka.

Merasa sudah terlanjur berada di sana, Bimo dkk memutuskan untuk masuk ke dalam bangunan tersebut. Pada akhirnya mereka memang berhasil bertemu dan memecahkan misteri hilangnya penari ronggeng tersebut. Namun bayarannya adalah nyawa mereka. Tidak ada satu orang pun yang kemudian keluar dari bangunan tersebut hidup hidup.

Tanggal Rilis: 12 Februari 2009
Durasi: 90 menit
Sutradara: Ian Jacobs
Produser: Zainal Susanto
Penulis Naskah: Inne Damar
Produksi: Mitra Pictures
Pemain: Garneta Haruni, Monique Henry, Dion Wiyoko, Vikri Rahmat, Ismi Melinda

Review Singkat

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Beberapa tahun belakangan, tren berburu hantu marak di media sosial. Satu atau sekelompok orang yang merasa nyalinya kuat pergi ke tempat-tempat yang dianggap angker sembari merekam seluruh kegiatan mereka dengan kamera, lantas videonya diunggah ke publik. Semakin seram lokasinya, semakin banyak pula penontonnya. Terlebih jika berhasil menangkap adanya penampakan atau kejadian-kejadian aneh.

Film ini pun demikian. Dan bukan sesuatu yang baru mengingat sudah banyak film bergenre serupa yang menghadirkan tema serupa pula. Yang diutak-atik hanyalah lokasi, keragaman karakter, dan tujuan melakukan hal itu. Di “Kuntilanak Beranak” misinya adalah membuat video dokumentasi horor yang layak dijadikan tayangan TV dengan mengangkat misteri-misteri yang menyeramkan.

Tidak butuh waktu lama untuk tahu kualitas keseluruhan dari cerita yang dihadirkan. Sudah langsung terlihat dari tingkah polah kelima karakter utama yang tidak paham tata krama plus tidak tahu aturan dunia mistis. Ini tanpa perlu membahas kejanggalan naskah, dimana di satu adegan Aline dan Mia ketakutan sampai enggan datang ke kampung penari ronggeng untuk kedua kalinya, tapi di adegan lain mereka terlihat santai-santai saja menjelajah bangunan angker yang diklaim sebagai tempat penari ronggeng itu berada.

Tidak perlu protes juga dengan kampung yang disebut sebagai kuburan namun nyatanya mereka bisa dengan mudahnya menemui warga setempat untuk diwawancarai. Ketidaksesuaian ucapan dengan visual di layar bukan sesuatu yang ajaib lagi di dunia perfilman horor Indonesia.

Ini dilengkapi dengan naskah yang secara keseluruhan dangkal bin berantakan. Dialog-dialog yang gak jelas mewarnainya. Apalagi hampir semua karakter cuma bisa berteriak dengan panik saat mulai dihantui. Itu pun dengan ucapan yang entah diulang-ulang berapa kali. Bukannya bersimpati malah jadi terasa annoying. Udah tahu lagi sembunyi karena takut dikejar setan, eh malah ngobrol dengan volume kenceng.

Cerita yang gak jelas ditutup dengan ruang rahasia bawah tanah yang gak jelas pula. Oke, kemungkinan besar yang ada di dalamnya adalah tuyul-tuyul yang dilahirkan oleh kuntilanak. Tapi perasaan sama sekali gak disebutkan bahwa si penari ronggeng itu sedang dalam keadaan hamil saat dibunuh. Bisa jadi ada bagian dialog yang saya terlewat sih. Pun begitu tidak menutupi fakta bahwa adegan tersebut geje.

Dari segi jump scare atau penampakan sebenarnya masih oke. Tidak banyak menggunakan tata suara yang mengganggu telinga karena hampir semuanya dibarengi dengan teriakan histeris karakter yang dihantui. Sementara untuk aktingnya sendiri tergolong biasa biasa saja.

Penutup

Seandainya punya cerita yang oke, “Kuntilanak Beranak” bisa jadi sebuah tontonan utuh yang menyeramkan. Apalagi jika ada kejelasan mengenai judul dengan jalannya cerita. Sayangnya tidak. Padahal film ini sudah punya bekal atmosfer horor yang lumayan dengan segala penampakannya yang tidak terlalu mengganggu. Akting pemain biasa saja, tidak maksimal karena tidak dibekali dengan dialog yang bermutu. 3/10.

Catatan: rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf kuntilanakberanak

Leave a Reply