Review Film Jailangkung (2017) | Ayah Yang Tidak Bisa Move On Dari Istri Tercintah

“Jailangkung” adalah film horor Indonesia yang sukses besar di saat penayangannya. Total 2.5 juta penonton berhasil diraih, menempatkannya di posisi 5 dalam daftar film terlaris di tahun 2017.

Dua sutradara ternama, Jose Poernomo dan Rizal Mantovani, berduet membesut film yang naskahnya ditulis oleh Baskoro Adi Wuryanto ini.

Bintang muda Jefri Nichol dan Amanda Rawles didapuk menjadi pemeran utamanya. Ada pula nama-nama yang sudah tidak asing lagi di telinga penikmat sinema. Sebut saja Hannah Al Rashid, Lukman Sardi, Wulan Guritno, dan Egi Fedly.

Nah, seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film “Jailangkung” di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sekilas Tentang

poster film jailangkung 2017

poster film jailangkung 2017

Putri yang mencoba mencari tahu misteri di balik kejadian tragis ayahnya dengan bantuan hantu boneka, Jailangkung.

Tanggal Rilis: 25 Juni 2017
Durasi: 87 menit
Sutradara: Jose Poernomo, Rizal Mantovani
Produser: Sukhdev Singh, Wicky V. Olindo
Penulis Naskah: Baskoro Adi Wuryanto
Produksi: Screenplay Films, Legacy Pictures
Pemain: Jefri Nichol, Amanda Rawles, Hannah Al Rashid, Lukman Sardi, Wulan Guritno, Gabriella Quinlyn, Augie Fantinus, Butet Kertaradjasa, Egi Fedly, Donnie Hoedijanto, Fuad Idris, Willem Bevers

Sinopsis Film / Alur Cerita

Seorang dukun wanita dibakar hidup-hidup oleh warga. Ia dituduh memelihara matianak.

Sebelum mati, wanita tersebut mengutuk para warga. Khususnya yang memimpin mereka, Mangoenharto (diperankan oleh Egi Fedly).

Ia memastikan suatu saat bakalan kembali lagi melalui keturunan Mangoenharto.


Ferdi (diperankan oleh Lukman Sardi) diketemukan dalam kondisi tak sadarkan diri oleh kapten Wardana (diperankan oleh Augie Fantinus) di villa miliknya yang ada di pulau Alaskramat.

Seminggu berlalu dan Ferdi masih belum juga tersadar. Dokter Jaka (diperankan oleh Donnie Hoedijanto) yang menanganinya pun kebingungan karena secara medis kondisi Ferdi sebenarnya baik-baik saja.

Saat bertemu dengan Bella (diperankan oleh Amanda Rawles) dan Angel (diperankan oleh Hannah Al Rasyid), Wardana memberitahu bahwa sudah selama 6 tahun terakhir ia rutin mengantarkan Ferdi ke pulau Alaskramat dengan pesawatnya. Tepatnya di minggu ke-empat setiap bulannya.

Ia juga menyerahkan sebuah kotak milik Ferdi pada keduanya. Kotak tersebut berisi foto serta kunci villa.

Angel dan Bella menanyakan apakah Wardana melihat ada sesuatu yang janggal di sana. Raut wajah Wardana langsung berubah. Pun begitu ia tidak mau menjawabnya dengan alasan menjaga rahasia klien.


Di kampus, Bella berkenalan dengan Rama (diperankan oleh Jefri Nichol), mahasiswa yang mendalami ilmu metafisika.

Dari Rama, Bella mengetahui tentang ilmu Rogo Sukmo. Yaitu ilmu untuk memanggil arwah orang yang sudah meninggal melalui perantara boneka jailangkung.

Bella kemudian mengajak Rama ke rumah sakit tempat Ferdi dirawat. Ada Angel di sana.

Melihat kondisi Ferdi, Rama curiga kemungkinan sukma Ferdi tengah ditahan dan dikendalikan oleh roh lain. Alias ketempelan.

Untuk benar-benar memastikan apa yang terjadi pada Ferdi, Bella dan Rama memutuskan untuk pergi ke pulau Alaskramat.

Walau tidak percaya dengan teori Rama, Angel akhirnya ikut dengan mereka. Ia mengajak juga adik mereka yang paling kecil, Tasya (diperankan oleh Gabriella Quinlyn).


Dengan menggunakan jasa kapten Wardana, Bella dkk sampai di pulau Alaskramat.

Setibanya di sana, Wardana memberikan sebuah ponsel darurat karena di area tersebut sama sekali tidak ada sinyal.

pengambilan gambar khas film horor indonesia

pengambilan gambar khas film horor indonesia

Menjelang malam, mereka tiba di villa milik Ferdi. Bangunannya cukup megah walau bagian dalamnya terlihat tidak terawat.

Angel makin heran kenapa ayah mereka sama sekali tidak pernah menceritakan tentang villa tersebut.

Di kamar utama, mereka menemukan foto-foto mendiang ibu mereka, Sarah (diperankan oleh Wulan Guritno).

Juga ada silsilah keluarga mereka, keluarga Djojonegoro. Terungkap bahwa Ferdi adalah keturunan dari Mangoenharto.

Sementara Tasya tidur, Angel dan Bella berpencar untuk mencari petunjuk.

Di sebuah ruangan besar, Bella dan Rama menemukan boneka jelangkung. Juga ada lukisan Sarah berukuran besar di dinding serta sebuah buku mantra.

Rama mulai yakin ayah Bella selama ini bermain jailangkung.


Di ruang tengah, Angel menemukan sebuah kotak berisi sejumlah kaset video. Ia bergegas memanggil Bella.

Setelah menyimpan boneka jelangkung di kotak, Bella dan Rama turun menemui Angel.

Mereka lantas memutar satu per satu kaset video yang ada.

Selain berisi dokumentasi keluarga, ternyata juga ada dokumentasi ritual pemanggilan arwah Sarah yang dilakukan oleh Ferdi.

Pasca beberapa kali percobaan, Ferdi akhirnya berhasil memanggil arwah istrinya. Ia acap curhat dan bercerita kepadanya.

Hingga kemudian Sarah meminta agar Ferdi berhenti memanggilnya karena ada matianak yang berniat untuk ikut datang.

Dari rekaman video terakhir, terungkap bahwa Ferdi nekat melakukan ritual jailangkung walau sudah dilarang oleh Sarah.

Sesuai peringatan Sarah, yang datang adalah matianak. Dan karena ritual belum diselesaikan, itu sebabnya matianak masih menempel di tubuh Ferdi.

Dengan dipandu oleh Rama, mereka mencoba melakukan ritual pemulangan jailangkung.

cuplikan film jailangkung

cuplikan film jailangkung

Apes, matianak justru mengamuk dan membuat Tasya mengalami hal yang sama seperti ayahnya.

Mereka pun bergegas meninggalkan pulau Alaskramat.


Rama menanyakan tentang matianak pada eyangnya, Prawiro (diperankan oleh Butet Kertaradjasa).

Prawiro menceritakan bahwa matianak adalah makhluk halus yang diasuh layaknya anak sendiri oleh manusia.

Ia menambahkan ada beberapa kasus matianak yang ia ketahui. Yaitu di Gunung Mati, Angkerbatu, dan pulau Alaskramat.

Cerita yang ada di awal ternyata terjadi di pulau Alaskramat tersebut.

Walau dukun tersebut dibakar, menurut Prawiro, matianak tetap hidup dan bisa lahir kembali.


Angel mengalami mimpi buruk dan mendadak bangun dalam kondisi hamil tua.

Karena terjebak macet, Bella menghubungi ambulans untuk datang menjemput kakaknya.

Apes, yang lebih dulu datang justru ambulans gaib. Angel dibawa ke rumah sakit misterius dan melahirkan di sana dengan bantuan petugas-petugas medis yang tidak kalah misteriusnya.

Beberapa waktu kemudian, Rama dan Bella tiba di lokasi ponsel yang sebelumnya sempat dikirim oleh Angel saat ia berada di dalam ambulans.

Angel ternyata berada di dalam sebuah liang lahat. Ada seorang bayi bersamanya.

Berbarengan dengan itu, Ferdi tersadar.

Bella lantas menceritakan apa yang terjadi pada ayahnya.


Di rumah sakit, Bella dihantui oleh dua setan yang menempel di tubuh Angel dan Tasya.

kenapa rumah sakit di film horor selalu sepi

kenapa rumah sakit di film horor selalu sepi

Salah satunya adalah hantu matianak.

Belakangan, hantu tersebut juga meneror Ferdi di rumahnya.

Pasca kejadian-kejadian tersebut, Ferdi, Rama, dan Bella meminta petunjuk dari eyang Prawiro.

Prawiro menjelaskan bahwa satu-satunya cara untuk mengembalikan matianak adalah dengan membopongnya kembali ke alamnya.

Termasuk juga membopong Angel dan Tasya yang ketempelan.


Masih dengan jasa Wardana, mereka semua kemudian tiba di pulau Alaskramat.

Angel yang selama ini tidak sadarkan diri setelah melahirkan tiba-tiba terbangun.

Di tengah jalan mereka terpaksa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki karena ada pohon tumbang.

Melihat kondisi Tasya, Bella mengajak ayahnya melewati jalan pintas.

Ferdi sempat menolak karena tahu area tersebut angker. Pun begitu, dengan hujan yang semakin deras, ia menuruti saran Bella.

Sesampainya di pohon dekat sang dukun wanita dulu dibakar, mereka mendapat gangguan mistis. Hal itu menyebabkan Ferdi terpisah dari rombongan.


Tiba di villa, Bella dan Rama langsung melakukan ritual jailangkung.

Sesaat kemudian Tasya tersadar. Bersamaan dengan itu, sosok matianak muncul di belakang Rama.

Sesuai petunjuk eyangnya, Rama kemudian membopong matianak dan sepertinya berhasil memulangkannya.

Bersama Bella, Rama lalu kembali ke hutan untuk mencari Ferdi.

Bella mendadak dirasuki oleh makhluk halus. Untungnya Ferdi entah bagaimana caranya sudah berada di villa dan melakukan ritual untuk memulangkan setan yang merasuki Bella.


Di rumah sakit, bayi yang dilahirkan oleh Angel ternyata adalah matianak.

Ulasan / Review Film Jailangkung

Selain dialog di awal yang tidak konsisten, hampir seluruh durasi film “Jailangkung” ini sebenarnya cukup menyenangkan untuk ditonton.

Hingga sampai ke babak puncak dimana segala sesuatunya menjadi ambyar. Hancur berantakan tidak karuan.

Sebelum itu sebenarnya memang cerita sudah mulai membingungkan. Tepatnya pada momen dimana Tasya ikut ketempelan.

Siapa roh jahat yang mengikutinya? Apakah juga matianak? Jika ya, apakah matianak yang sama dengan yang menempel pada Ferdi? Entahlah.

Yang jelas, di akhir terlihat butuh dua kali ritual jailangkung untuk memulangkan kedua ‘matianak’ tersebut.

Tersadarnya Ferdi dan Tasya juga tidak konsisten dengan teori bahwa yang datang harus dibopong kembali ke alamnya terlebih dahulu.

Untuk keberadaan mobil di pulau Alaskramat masih bisa dilogika. Siapa tahu Ferdi memang meninggalkannya di sana. Toh pulau tersebut tidak berpenghuni.

Yang aneh justru adanya listrik di sana. Dari foto udara villa yang ditampilkan di awal, sepertinya tidak ada pembangkit listrik tenaga matahari terpasang di atap.

Apa mungkin menggunakan genset?

Sama anehnya dengan Bella dan Rama yang lebih dahulu tiba di rumah ketimbang ambulans. Padahal diceritakan keduanya terjebak macet parah.

Juga ketika di akhir keduanya tiba di villa namun kondisi jas hujan yang mereka pakai tidak basah basah amat. Berbanding terbalik dengan penggambaran hujan di luar villa yang sedemikian derasnya.

Belum lagi Ferdi yang tersesat bisa ujug-ujug berada di villa.

Saya pribadi tidak ada masalah dengan akting jajaran pemeran utamanya. Well, selain si aktris cilik yang terlihat bermain dengan ekspresi wajah yang seringkali tidak sesuai dengan keadaan.

Rizal Mantovani pada saat itu sepertinya belum mampu membangkitkan potensi bocah. Berbeda dengan yang sukses ia lakukan dalam “Kuntilanak” setahun kemudian.

Bagaimana dengan unsur horornya? Not bad sih. Di luar penampakan-penampakan di hutan yang tidak jelas sosoknya. Apakah itu matianak atau arwah penasaran dukun yang dulu dibakar.

Yang jelas mengganggu adalah efek suara saat jump scare.

Penutup

Penilaian saya tentang “Jailangkung” sepertinya berbeda dengan kebanyakan.

Tapi, yah, sebagai orang awam, opini saya sejalan dengan jutaan orang yang sudah menontonnya. Tidak sempurna namun masih bisa dinikmati.

Penyakitnya sama dengan kebanyakan film Indonesia bergenre serupa. Terburu-buru atau kesulitan dalam membuat penyelesaian akhir yang layak.

5/10. Nonton gak rugi, gak nonton juga gak bakal nyesel.

Film ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.

By the way, gara-gara nonton ini saya jadi mencari-cari film “Jelangkung” versi 2001 di Google dan ternyata ada. Jadi nantikan ulasannya di Curcol.Co, ya.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film jailangkung 2017

Leave a Reply