Review Film Hantu Merah Casablanca (2014)

“Hantu Merah Casablanca” adalah film horor Indonesia yang disutradarai oleh Dedy Mercy. Salah satu karya beliau di genre yang sama, “Teluh”, baru saja rilis bulan lalu.

Dari judulnya sudah bisa ditebak bahwa film ini menyinggung sebuah terowongan yang terkenal angker di Jakarta, terowongan Casablanca.

Sebelumnya juga sudah pernah ada film yang menggunakan nama lokasi tersebut. Sayangnya hanya sebatas gimmick. Ceritanya tidak berhubungan sama sekali.

Akankah kali ini bakal lebih nyambung? Dan yang terpenting, apakah film ini layak untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkatnya untuk tahu jawabannya.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster hantu merah casablanca

poster hantu merah casablanca

Ricky (diperankan oleh Rocky Jeff) yang hendak melanjutkan kuliah di Amerika mengajak lima orang sahabatnya untuk berpesta. Mereka adalah Gio (diperankan oleh Hengky Kurniawan), Hanna (diperankan oleh Vitalia Shesya), Aldo (diperankan oleh Guntur Nugraha), Windy (diperankan oleh Eva Asmarani), dan Merry (diperankan oleh Rizuka Amor).

Kebetulan Gio dan Hanna juga baru saja bertunangan.

Setelah menghabiskan malam dengan mabuk-mabukan, keesokan harinya mereka mendapati Hanna sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Gio pun ditemukan terikat dalam kamar mandi.

Tidak ada satu pun dari mereka yang ingat kejadian semalam.

Takut ditangkap polisi, mereka memutuskan untuk menguburkan jenazah Hanna secara diam-diam di sebuah pemakaman.

Sejak kejadian itu, hantu Hanna terus menghantui Ricky, Aldo, Windy, dan Merry. Bahkan kemudian menewaskan Aldo dan Merry.

Ricky dan Windy lantas berkonsultasi pada dukun. Dari sang dukun, mereka diminta untuk menancapkan kayu di jantung Hanna sebelum tengah malam.

Usaha mereka gagal karena Gio memergoki aksi keduanya. Hantu Hanna juga muncul untuk membunuh Ricky dan Windy.

Pada akhirnya terungkap bahwa di malam kejadian Aldo membantu Ricky memp3rkos4 Hanna. Sementara yang membunuh Hanna adalah Windy dan Merry.

Tanggal Rilis: 23 Oktober 2014
Durasi: 85 menit
Sutradara: Dedy Mercy
Produser: AB. Iwan Azis, Muh Iqbal
Penulis Naskah: Rama Gumay
Produksi: 786 Production
Pemain: Hengky Kurniawan, Vitalia Shesya, Rocky Jeff, Eva Asmarani, Rizuka Amor, Guntur Nugraha

Review Singkat

Film ketiga dari Dedy Mercy yang saya tonton dan harus diakui beliau punya kemampuan di atas rata-rata dalam membesut sebuah film bergenre horor.

Kendalanya masih sama. Belum mendapat partner penulisan naskah yang tepat.

Jika “Hagesu” kemarin tampil tanpa plot hole, “Hantu Merah Casablanca” justru sebaliknya. Pamer kejanggalan dan kekonyolan dimana-mana.

Seperti aksi dobrak pintu yang terkunci padahal jelas-jelas kuncinya ada di depan mata.

Atau jasad yang ceritanya dikuburkan diam-diam agar tidak ada yang tahu namun setiap hari justru didatangi.

Jump scare sebelas dua belas dengan “Hantu Gendong Susu”. Mengandalkan penampakan wajah seram.

Ada sebenarnya satu yang menarik. Saat muncul tangan dari celah keramik di dasar kolam.

Sayangnya, aksi menegangkan tersebut dirusak oleh show juggling si hantu yang melemparkan Mery beberapa kali ke udara. Udah gitu tahu-tahu tewas.

Adegan triple T (tahu-tahu tewas) terjadi berulangkali.

Aldo yang diburu hantu merah ujug-ujug terlempar keluar dari jendela dan lehernya tercekik korden.

Sementara Windy didatangi hantu merah di kuburan mendadak perutnya sudah tertancap kayu.

Hanya Ricky yang mendapat treatment kematian yang layak.

Untuk twist tidak terlalu mengejutkan. Saya malah berharap pelakunya Gio agar lebih tidak terduga. Ternyata ya memang sesuai dugaan.

Di luar segala kekurangannya, saya pribadi bisa menikmati film ini. Tidak ada rasa jenuh atau bosan saat menontonnya.

Oh ya, meski menyinggung nama terowongan di judul, cerita di sepanjang film nyaris tidak ada hubungannya dengan landmark tersebut.

Penutup

Dedy Mercy bagi saya punya kemampuan istimewa. Bisa menghasilkan karya film horor yang tidak membosankan untuk ditonton walau tidak sempurna dari segi eksekusi.

Begitu pula “Hantu Merah Casablanca”.

Punya banyak kekurangan namun saya tetap merasa puas saat usai menonton. Aneh tapi nyata.

Mungkin karena akting pemainnya. Tidak over the top, tapi juga tidak buruk.

3/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf hantu merah casablanca

Leave a Reply