Review Film Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot (2019)

Tepat di tanggal 29 Agustus 2019 ini, di jam tayangan perdana yang ditentukan di pukul 11.45 WIB, saya menonton film superhero lokal yang trailernya begitu menggoda. Apalagi kalau bukan “Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot” (selanjutnya disingkat “Gundala”). Di tangan Joko Anwar seharusnya film ini tidak akan mengecewakan. Benarkah demikian? Simak deh sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.

Tentang Gundala

Gundala adalah karakter komik superhero yang diciptakan oleh almarhum Harya Suraminata (Hasmi) di tahun 1969. Total ada 23 judul buku seri Gundala yang diterbitkan antara tahun 1969 hingga 1982. Mulai dari “Gundala Putra Petir”, “Perhitungan di Planet Covox”, “Dokumen Candi Hantu”, “Operasi Gua Siluman”, “Bernapas Dalam Lumpur”, hingga ditutup dengan “Surat dari Akherat”. Dalam cerita, Gundala sering bekerjasama dengan superhero lain. Di antaranya adalah Godam, Aquanus, Maza, Tira, Kalong, dan Sembrani.

Sinopsis Singkat

poster gundala

Sejak ditinggal oleh kedua orang tuanya, Sancaka (diperankan oleh Muzakki Ramdhan) terpaksa harus menjalani hidup yang keras di jalanan. Ia pun tumbuh dewasa (diperankan oleh Abimana Aryasatya) menjadi sosok yang kuat dan mumpuni dalam urusan bela diri. Pertemuan dengan Wulan (diperankan oleh Tara Basro) tanpa sengaja menyeretnya ke dalam konspirasi berskala nasional yang diotaki oleh Pengkor (diperankan oleh Bront Palarae), seorang mafia yang menguasai sebagian besar anggota parlemen. Mau tidak mau, Sancaka yang selama ini berusaha menghindari konflik, terpaksa keluar dari zona nyamannya demi membantu masyarakat di tengah-tengah negara yang sedang kacau.

Tanggal Rilis: 29 Agustus 2019
Durasi: 123 menit
Produser: Bismarka Kurniawan, Sukhdev Singh, Wicky V Olindo
Sutradara: Joko Anwar
Penulis: Joko Anwar, Hasmi
Produksi: Screenplay Films, Bumilangit Studios, Legacy Pictures
Pemeran: Abimana Aryasatya, Tara Basro, Bront Palarae, Ario Bayu

Sebelum masuk ke review, nih simak video trailernya dulu ges.

Review Singkat

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sebelumnya perlu dipahami bahwa film “Gundala” ini memiliki genre drama yang diberi bumbu aksi laga. Bukan sebaliknya. Begitu pula dengan misi utamanya, sebagai pembuka jalan sekaligus media perkenalan bagi jagat sinema BumiLangit. Saya awalnya juga hendak protes dengan adegan-adegan pertarungan yang terasa tidak serius dan *sepertinya* diselipi efek CGI (di luar efek petir, ya), namun setelah mengingat kembali dua poin tersebut jadi bisa menerima dengan (sedikit) lapang dada.

Nah, sebagai sebuah film drama yang menjadi ajang perkenalan, “Gundala” bagi saya berhasil melakukannya dengan baik. Hampir separuh durasi film di awal digunakan untuk hal tersebut. Kita dibawa untuk memahami latar belakang kedua karakter utama yang berkepentingan: Sancaka selaku superhero serta Pengkor selaku musuh utama. Joko Anwar, yang di sini juga merangkap sebagai penulis skenario, mampu menunjukkan sisi manusiawi dari Pengkor, yang membuat kita bisa sedikit bersimpati terhadap apa yang ia lakukan.

Sayangnya, bagi yang sedari awal mengharapkan hadirnya adegan laga, mungkin bakalan merasa bosan di paruh awal. Ingat, jagat sinema yang diusung bukan hanya ‘dihuni’ oleh Gundala. Masih ada sosok Ghazul (diperankan oleh Ario Bayu, nantinya bakal menjadi musuh bebuyutan utama Gundala), Ridwan Bahri (diperankan oleh Lukman Sardi, politikus yang membantu Gundala), dan lain-lain. Banyaknya karakter yang harus diperkenalkan membuat sebagian lainnya terasa tidak mendapat porsi perkenalan yang seharusnya. Para anak buah Pengkor misalnya, dimana masing-masing dari mereka punya keahlian dan skill tersendiri. Semoga saja bisa dicicil di film-film BumiLangit berikutnya.

Pun begitu, secara keseluruhan ceritanya tidak mengecewakan. Adegan pertarungan puncak memang terlalu singkat dan menghadirkan momen “gitu doang”, namun hal tersebut dibayar lunas dengan kemunculan sekilas Sri Asih (diperankan oleh Pevita Pearce) secara mengejutkan serta misi rahasia yang dilakukan Ghazul.

Oh ya, satu adegan yang sangat mengganggu adalah penggunaan CGI saat Sancaka dilemparkan dari atap bangunan hingga terjatuh ke tanah. Di film-film layar lebar, hal yang seperti itu sudah umum menggunakan stunt man alias pemeran pengganti. Bikin ilfil banget editannya. Apalagi telinga kiri Sancaka yang sebelumnya diperlihatkan diiris pisau terlihat sama sekali tidak terluka saat ia terjatuh ke tanah. Sepertinya saking sibuknya bikin editan Sancaka terlempar jadi lupa ngasih efek darah di telinganya, hehehe.

Adegan After Credit

Terdapat satu scene after credit dalam film “Gundala”. Bagi yang terlewat atau tidak sempat menonton, seperti ini ceritanya.

Dari atap sebuah gedung, Gundala menyaksikan kondisi masyarakat yang sudah mulai pulih. Ia juga terlihat sudah menggunakan kostum baru, pemberian dari Ridwan Bahri yang saat itu ada di belakangnya. Gundala memastikan bahwa ia akan tetap berada di kota tersebut dan tidak jadi pergi untuk mencari ibunya. Sementara itu, dari bawah gedung, Sri Asih dan asistennya menatap ke arah Gundala. Sembari membukakan pintu mobil untuk Sri Asih, asisten Sri Asih menyatakan bahwa dia (Gundala) pasti akan membutuhkan bantuan Sri Asih. Sri Asih mengiyakan.

Easter Egg

Saat berada di jalanan, Sancaka diselamatkan oleh anak jalanan lain yang bernama Awang (diperankan oleh Fariz Fajar). Awang juga yang pertama kali mengajarkan ilmu bela diri pada Sancaka. Beberapa bulan kemudian keduanya berpisah. Nah, menariknya, Awang adalah nama alter-ego dari superhero lainnya di jagat BumiLangit. Yaitu Godam. Belum ada kepastian apakah Awang yang ditemui Sancaka tersebut adalah Awang yang sama dengan yang nantinya menjadi Godam. Tapi dari wajahnya sih, sekilas mirip dengan Chicco Jerikho, aktor yang sudah terpilih untuk nantinya memerankan Godam.

Selain itu, ada momen dimana adik Wulan (lupa namanya) menyetel lagu “Kelam Malam” dari The Spouse yang merupakan soundtrack dari film “Pengabdi Setan”-nya Joko Anwar. Sancaka yang hendak meninggalkan adik Wulan di rumah sendirian akhirnya batal melakukannya setelah mendengar lagu tersebut, hehehe.

Film Lain Jagat Sinema BumiLangit

Secara keseluruhan, jagat sinema BumiLangit jilid 1 akan menghadirkan 8 buah film dengan karakter superhero yang berbeda. Belum ada kepastian mengenai jadwal tayang maupun sinopsis dari masing-masing film tersebut. Yang jelas, pemilihan aktor dan aktrisnya bukan kaleng-kaleng. Sebut saja Chelsea Islan, Joe Taslim, Dian Sastrowardoyo, hingga Nicholas Saputra. Berikut ini judul-judul yang direncanakan bakal hadir setelah “Gundala”:

  • Sri Asih
  • Godam & Tira
  • Si Buta Dari Gua Hantu
  • Patriot Taruna
  • Gundala: Putra Petir
  • Mandala Golok Setan
  • Patriot

Kesimpulan Akhir

Yah, tidak rugi pesen tiket pre-order dari minggu lalu untuk nonton film “Gundala” di jam tayangan perdana. Walau tidak 100% sempurna, filmnya cukup memuaskan dan tidak malu-maluin jika disandingkan dengan film-film superhero Hollywood. Semoga saja jumlah penontonnya nanti sesuai dengan yang diharapkan, sehingga jagat sinema BumiLangit bisa terus berlanjut. Gak sabar pengen liat aksi Sri Asih, Godam, dan Tira nih.

rf gundala

Leave a Reply