Review Film Ghost Lab (2021)

“Ghost Lab” langsung masuk dalam daftar tonton saya begitu trailernya muncul. Yah, walau sedikit telat beberapa hari dari waktu rilis mengingat baru kemarin ada waktu untuk bertandang ke Netflix.

Dari sinopsis dan trailer yang beredar, film ini menceritakan tentang dua orang dokter yang terobsesi untuk mengungkap keberadaan hantu, sesuatu yang selama ini dianggap tabu karena tidak sesuai dengan kaidah sains.

Berhasilkah mereka melakukannya? Yuk sama-sama temukan jawabannya dalam alur cerita dan review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster ghost lab

poster ghost lab

Wee (diperankan oleh Thanapob Leeratanakachorn) dan Gla (diperankan oleh Paris Intarakomalyasut) adalah dua orang sahabat yang sama-sama berprofesi sebagai dokter di sebuah rumah sakit.

Sejak kecil, Gla percaya akan keberadaan hantu. Terutama pasca bertemu satu sosok yang ia yakini adalah arwah ayahnya yang baru saja meninggal beberapa hari sebelumnya.

Sementara itu, Wee yang awalnya tidak percaya dengan keberadaan makhluk gaib, berubah pikiran begitu melihatnya bersama dengan Gla di saat mereka jaga malam di rumah sakit.

Pasca kejadian tersebut, Gla mengajak Wee untuk bekerjasama. Rupanya, diam-diam selama ini Gla melakukan penelitian dan mencari cara untuk membuktikan eksistensi hantu. Ia bahkan mendatangi berbagai tempat angker untuk mencari penampakan.

Dan hasilnya nihil.

Kendati demikian, Gla masih pantang menyerah. Sebagai seorang ilmuwan, ia terobsesi untuk mewujudkan hal tersebut dan membuat hasil penelitiannya dipublikasikan di jurnal ternama. Wee menyambut tawaran Gla tanpa ragu.

Setelah mencoba berbagai cara, Wee yang baru saja kehilangan ibunya, mengusulkan agar salah satu di antara mereka bunuh diri. Dengan demikian, ia bisa langsung tahu seperti apa rasanya menjadi hantu dan menjadi sumber referensi bagi yang lain.

Wee yang semula pede mampu melakukannya ternyata ngeper di saat-saat terakhir. Tanpa ragu, Gla lantas meraih pistol milik Wee dan menembak kepalanya sendiri hingga tewas seketika.

Tiga bulan berlalu tanpa ada tanda-tanda kehadiran hantu Gla. Wee yang depresi sekaligus merasa bersalah memutuskan untuk mengikuti jejak Gla.

Di saat ia menjatuhkan dirinya dari rooftop rumah sakit, tiba-tiba ada sebuah energi yang menahan tubuhnya dan menariknya ke rooftop. Sesuai prediksi mereka sebelumnya, Gla yang sudah menjadi hantu rupanya benar-benar kembali walau masih belum bisa menunjukkan wujudnya.

Menyimak kemampuan Gla yang terbatas, Wee meyakini hal itu terkait dengan energi yang dimiliki Gla. Salah satu yang kemudian berhasil ia simpulkan bakal bisa mendongkrak energi Gla adalah dengan memancing kemarahannya.

Untuk membuktikannya, Wee sengaja membius Mai (diperankan oleh Nuttanicha Dungwattanawanich), kekasih Gla, dan melecehkannya.

Teori Wee tepat. Tidak hanya bereaksi, sosok hantu Gla kini muncul di hadapannya. Apes, Gla kadung baper dan emosi melihat ulah Wee.

Tanpa mempedulikan dalih Wee bahwa yang ia lakukan adalah demi penelitian mereka, Gla menghajarnya habis-habisan. Ia bahkan sengaja masuk ke jasadnya sendiri (yang masih tersimpan di kamar mayat) agar bisa membunuh Wee.

Dalam keadaan sekarat, roh Wee dan Gla bertemu. Gla mengaku menyesal melihat mereka menjadi seperti sekarang. Ia meminta Wee untuk tidak lagi meneruskan penelitian mereka. Wee mengiyakan.

Saat roh Wee kembali ke dunia nyata, ia sempat melihat bagaimana Gla berusaha menyelamatkan dirinya yang sekarat dengan memberikan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation). Usaha Gla berhasil. Wee hidup (kembali) dan hantu Gla keluar dari tubuh Gla.

Beberapa waktu kemudian, Wee memutuskan untuk menghapus seluruh dokumen penelitiannya bersama Gla.

Tanggal Rilis: 26 Mei 2021
Durasi: 1 jam 57 menit
Sutradara: Golf Paween Purijitpanya
Produser: Vanridee Pongsittisak, Paween Purijitpanya
Penulis Naskah: Golf Paween Purijitpanya, Meen Tossaphon Riantong, Ham Vasudhorn Piyaromna
Produksi: GDH 559
Pemain: Thanapob Leeratanakachorn, Paris Intarakomalyasut, Nuttanicha Dungwattanawanich

Review Singkat

Meski sudah pernah secara langsung mengalami banyak hal terkait dunia gaib, saya selalu berpikiran terbuka dan bisa menerima apa pun teori mistis yang ada. Termasuk yang kontra dengan pengalaman saya sekali pun.

Oleh karena itu, dengan latar dunia kedokteran dalam “Ghost Lab”, jujur saya berekspektasi bakal disuguhi teori-teori baru tentang dunia gaib yang diambil dari sudut pandang sains.

Nyatanya tidak.

Bahkan begitu Gla berubah menjadi hantu, alurnya tidak berbeda dengan film horor kebanyakan. Yang sudah bisa ditebak dan diprediksi ending-nya.

Beruntung bahwa Golf Paween Purijitpanya, sang sutradara, berhasil mengeksekusi tugasnya dengan baik. Di luar ceritanya yang semakin ke belakang semakin B aja, film ini tetap terasa nyaman untuk ditonton. Rapi dan tidak ada lubang kejanggalan di dalamnya.

Unsur ketegangan pun mampu dibangun dengan baik dengan modal penampakan yang tidak seram-seram amat.

Saya pribadi justru merasa lebih deg-deg-an ketika Wee hendak memotong jarinya sendiri ketimbang saat adegan jump scare disajikan di layar.

Untuk akting dan sinematografi tidak perlu dikomentari. Tidak ada yang perlu dikritik. Di atas rata-rata.

Penutup

Ditunggu-tunggu, “Ghost Lab” justru gagal memenuhi harapan saya pribadi. Sudut pandang sains dalam menggali dunia hantu hanya digunakan sebagai premis di awal. Semakin mendekati akhir semakin samar pula unsur sains-nya.

Walau tidak kaya jump scare dari segi penampakan sosok gaib, film ini setidaknya bisa menghadirkan ketegangan di beberapa bagian.

Secara keseluruhan ceritanya masih cukup layak untuk ditonton. Terlebih dengan dukungan sinematografi dan akting pemain yang berkualitas. 5/10.

Film Ghost Lab bisa ditonton secara streaming di layanan Netflix.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf ghost lab
Review Film Ghost Lab
  • Story
  • Acting / Character
  • Element of Surprise
  • Recommended Reading
2.5

Summary

Naskah tereksekusi dengan rapi dengan dukungan akting dan sinematografi yang berkualitas. Sayang unsur sains yang digadang-gadang justru semakin lama semakin tidak terasa. Horornya pun terbilang biasa saja walau mampu menghadirkan ketegangan di beberapa adegan.

Leave a Reply