Review Film Dongeng Mistis (2018)

“Dongeng Mistis” adalah film horor bertipe omnibus kedua yang saya tonton setelah “Last Summer” (baru akan dipublikasi minggu depan). Bedanya, judul yang saya tonton sebelumnya berasal dari negeri Thailand. Jadi penasaran juga. Bagaimana ya kira-kira kualitas ceritanya jika keduanya dibandingkan. Yang jelas, dari segi rating IMDB sih “Dongeng Mistis” sedikit lebih unggul. Punya torehan 6.5/10. Yasud, tanpa perlu berpanjang lebar lagi, yuk simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sinopsis Singkat

poster dongeng mistis

Film terdiri 6 cerita pendek.

Yang pertama berjudul “Sundel Bolong”. Ceritanya tentang pasangan suami istri yang diteror oleh sundel bolong. Si sundel bolong ini bergantian menyamar menjadi sang suami maupun sang istri demi memperdaya keduanya.

Yang kedua berjudul “Pocong”. Ceritanya tentang seorang ustadz yang usai mengajar mengaji dihantui oleh pocong dalam perjalanan pulang. Pocong tersebut terus menerornya, bahkan di saat ia melakukan sholat.

Yang ketiga berjudul “Bayi Bajang”. Ceritanya tentang seorang wanita muda yang hamil di luar nikah. Pacarnya tidak mau bertanggungjawab sehingga ia memutuskan untuk menggugurkan kandungannya. Arwah janin yang telah ia buang ternyata kembali dan menterornya.

Yang keempat berjudul “Genderuwo”. Ceritanya tentang seorang veteran perang yang tubuhnya dikuasai oleh genderuwo. Putrinya berusaha mengusir genderuwo tersebut dengan bantuan paranormal.

Yang kelima berjudul “Begu Ganjang”. Ceritanya tentang seorang mahasiswa yang berusaha mengumpulkan materi skripsi mengenai hantu Begu Ganjang dari sepasang suami istri. Tanpa disangka, pasangan suami istri itu sendiri justru memelihara begu ganjang.

Yang kelima berjudul “Lehak”. Ceritanya tentang seorang wanita muda yang ingin menjadi penari. Dengan bantuan ayahnya, ia memainkan tarian terlarang untuk membangkitkan sosok legenda Lehak.

Tanggal Rilis: 22 November 2018
Durasi: 88 menit
Sutradara: Ihsan Fadhli, Orizon Astonia, Andra Fembrianto, Vicky Ray, Kristian Panca Nugroho, Achmad Romie
Produser: Andi Budrah, Ageng Dewa, Rasyid Harry, Vincent Jose, Harla Ratna Nuari, Fitriafirdarini Richi Zaeny, Ramis Hasmana
Penulis Naskah: Andra Fembrianto, Orizon Astonia, Arief Fauzan
Produksi: Renee Pictures, Crossfade, Super 8mm
Pemain: Gandhi Fernando, Dhea Ananda, Putri Ayudya, B’tari Chinta, Khiva Iskak, Ade Firman Hakim, Je Sebastian

Review Singkat

Pertama-tama, saya agak kecewa karena ceritanya ternyata tidak saling berkaitan. Benang merah dari keenam cerita “Dongeng Mistis” adalah masing-masing menghadirkan satu sosok mistis yang hampir semuanya berasal dari mitos masyarakat Indonesia. Hanya Lehak yang tidak bisa saya dapati referensinya dimana-mana.

Saya pribadi sejujurnya kurang bisa menikmati film-film pendek. Terlalu nanggung. Bagian penutup biasanya terkesan dihentikan begitu saja. Bagai sedang asyik-asyiknya menonton bioskop lalu tiba-tiba lampu mati dan kita disuruh pulang.

Tentu ini pendapat saya pribadi. Saya yakin banyak juga penikmat film semacam ini di luar sana.

Dari segi horor, harus diakui semuanya mampu membangun suasana mencekam dan intens. Sayang sosok genderuwo dan lehak yang ditampilkan terlihat seperti kostum Halloween biasa. Efek seramnya jadi berkurang.

Untuk akting pemain bagi saya tidak ada yang bermasalah. Mungkin karena durasinya terbilang singkat. Semuanya bisa maksimal mengeluarkan kemampuan aktingnya.

Di antara keenam bagian yang ada, cerita segmen “Pocong” paling menarik perhatian. Sederhana namun pesan religinya tersampaikan. Apalagi bagi yang sadar bahwa adakalanya Tuhan menguji hambaNya yang merasa yakin akan keimanannya. Seperti yang dialami oleh sang ustadz. Bisa kali diadaptasi ke layar lebar, wahai para produser tanah air.

Penutup

Saya agak bingung memberi penilaian untuk “Dongeng Mistis” karena sulit untuk mengingkari fakta bahwa saya tidak terlalu suka film pendek. Masing-masing segmen memang terbukti mampu menyajikan cerita yang seram dan menegangkan dalam durasi yang terbatas. Namun di sisi lain hampir semuanya tidak memiliki ending yang layak. Seolah terputus begitu saja. 6/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf dongengmistis

Leave a Reply