Review Film Bayi Ajaib (2023) | Kisah Pendosa Yang Sayang Keluarga

“Bayi Ajaib” adalah remake dari film horor jadul berjudul sama yang dirilis pada tahun 1982 silam.

Sutradaranya adalah Rako Prijanto, yang bulan depan bakal menghadirkan hasil karyanya yang lain, “Para Betina Pengikut Iblis”. Sama-sama bergenre horor.

Saya pribadi belum pernah menonton versi asli dari film “Bayi Ajaib” ini. Sehingga tidak akan membuat atau membahas perbedaannya dari segi cerita, jika ada.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Bayi Ajaib di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster film bayi ajaib

poster film bayi ajaib

Kosim, mendadak kaya setelah menemukan emas di sebuah sungai di desa Hirupbagja.

Dia segera menikahi Laras dan hidup sejahtera sebagai tuan tanah.

Tanggal Rilis: 19 Januari 2023
Durasi: 1 jam 39 menit
Sutradara: Rako Prijanto
Produser: Frederica
Penulis Naskah: Alim Sudio
Produksi: Falcon Pictures, Falcon Black Pictures
Negara: Indonesia
Pemain: Vino G. Bastian, Adipati Dolken, Sara Fajira, Desy Ratnasari, Teuku Rifnu Wikana, Anantya Kirana, Rayhan Cornellis, Willem Bevers, Dewi Pakis, Cleydoria

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Di Wikipedia maupun IMDB, nama karakter istri dari Kosim adalah Sumi. Namun di sepanjang film, saya jelas mendengar namanya adalah Laras.

Kosim (diperankan oleh Vino G. Bastian) adalah pemuda desa Hirupbagja yang mendadak kaya gegara menemukan batu intan di sungai.

Selain pindah ke rumah yang lebih megah, ia juga langsung menikahi pujaan hatinya, Laras (diperankan oleh Sara Fajira).

Namun demikian, ia justru memanfaatkan hartanya untuk berbuat semena-mena pada penduduk lain.

Yaitu dengan merampas tanah mereka mereka yang tidak sanggup membayar hutang kepadanya.

Sementara itu, di desa yang sama, ada Dorman (diperankan oleh Adipati Dolken), seorang pemuda yang memilih jalur pesugihan untuk berlimpah harta.

Ia membangkitkan arwah kakeknya, Albert Dominique (diperankan oleh Willem Bevers), keturunan Portugis yang semasa hidupnya dikenal kejam.

Arwah Albert memberi syarat jika Dorman ingin menjadi kaya. Yaitu dengan memberinya kehidupan.

Dorman merespon dengan ‘menumbalkan’ Laras yang tengah hamil tua.

Akibatnya, arwah Albert kini merasuk ke dalam tubuh bayi yang dilahirkan Laras, Didi (diperankan oleh Rayhan Cornelis Vandennoort).

Sempat terjadi keanehan pada proses kelahiran Didi dimana kepalanya bukanlah kepala bayi biasa. Melainkan berwujud orang tua. Alias Albert.

Bayi Didi juga langsung membunuh Heti (diperankan oleh Cleydoria), asisten Mak Atik (diperankan oleh Dewi Pakis), dukun bayi yang membantu persalinan Laras.

Menganggapnya sebagai aib, Kosim lantas memberi uang yang banyak pada Mak Atik agar ia tidak menceritakan hal itu pada siapapun.


7 tahun kemudian.

Kosim mengikuti pemilihan kepala desa. Pesaingnya, kepala desa sebelumnya, adalah Soleh (diperankan oleh Teuku Rifnu Wikana).

Keanehan demi keanehan yang berhubungan dengan Didi semakin menjadi.

Walau menyadarinya, Kosim yang sangat mencintai Didi sengaja menutupi.

pendosa yang sayang keluarga

pendosa yang sayang keluarga

Hingga akhirnya ulah Albert, melalui Didi, mulai mengancam nyawa Laras.

Dengan bantuan Soleh dan ustaz Yasa (diperankan oleh Derry Oktami), Kosim harus berusaha untuk melindungi keluarganya. Berhasilkah?

Ulasan / Review Film Bayi Ajaib

Pertama-tama, saya tertipu dengan trailernya. Namun dalam arti positif.

Saya pikir alur utamanya bakal hanya berkutat pada karakter yang diperankan oleh Vino dan Teuku Rifnu saja. Mengingat porsi keduanya cukup banyak di dalam trailer tersebut. Ternyata tidak.

Di satu sisi sedikit kecewa karena sangat berharap ada film horor yang mendapuk Teuku Rifnu sebagai pemeran utamanya. Aktingnya tidak pernah gagal menurut saya.

Di sisi lain, cerita jadi sedikit lebih kompleks dari yang saya perkirakan di awal.

Seperti kebanyakan film horor lokal, “Bayi Ajaib” membangun ceritanya dengan cukup baik. Rapi dan sangat bisa dinikmati.

Horornya oke walau terasa repetitif. Berani menampilkan adegan sadis yang melibatkan anak kecil. Sesuatu yang jarang terjadi.

Efek visual bocah tua alias anak-anak dan bayi berkepala kakek kakek juga halus.

sang bayi ajaib

sang bayi ajaib

Terlebih dengan sosok antagonis yang sudah dibeberkan sejak dini. Membuat kita tidak perlu bertanya-tanya dan tinggal menikmati saja jalan ceritanya.

Sayangnya, penyakit utama film horor Indonesia menjangkitinya.

Babak puncaknya berantakan. Serba ngawur tanpa memikirkan logika.

Karakter Yasa misalnya. Yang ujug-ujug nimbrung dalam cerita dan ujug-ujug pula punya latar yang mengejutkan.

Yang lebih membagongkan adalah ending-nya. Dimana Kosim disebut-sebut punya hutang pada Albert.

Padahal sepanjang durasi yang bersangkutan sama sekali tidak pernah bersinggungan dengan Albert.

Apa memang sengaja disimpan sebagai premis di sekuelnya?

Kendati demikian, unsur religi maupun selipan pesan moralnya boleh diberi acungan jempol. Yah, pada dasarnya, film horor lokal belakangan ini memang sudah semakin cerdas dalam memasukkan unsur tersebut.

Tidak lagi asal-asalan dan ala kadarnya seperti beberapa tahun lalu.

Demikian halnya dengan akting. Semuanya berkualitas menurut saya pribadi.

Penutup

“Bayi Ajaib” memang tidak gagal sebagai sebuah remake. Setidaknya masih bisa direkomendasikan sebagai tontonan di minggu ini.

Berkat akting jajaran pemain yang oke, horor yang jump scare-nya berhasil bikin kaget, serta naskah di dua per tiga bagian yang rapi.

Sayangnya, sepertiga bagian lainnya seperti sebuah proyek yang ingin buru-buru diselesaikan.

Tidak lagi memikirkan kualitas dan mengabaikan logika. Tak jauh beda dengan “Anak Titipan Setan” minggu lalu.

Bagian penutup juga terasa dipaksakan. Walau mungkin sengaja disematkan untuk menjembatani sekuel. Jika ada.

Pada saat artikel ini ditulis, film “Bayi Ajaib” ini bisa ditonton di bioskop-bioskop jaringan XXI dan CGV.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film bayi ajaib 2023
Review Bayi Ajaib 2023
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror / Jump Scare
  • Recommended Watching
3.3

Summary

Tidak gagal namun tidak sempurna. Kualitas naskah yang dibangun dengan baik di awal dihancurkan sendiri di babak puncak dan juga babak penutup. Akting pemain berkualitas. Unsur horor dan religinya pun oke.

Leave a Reply