Review Film A Classic Horror Story (2021)

Ketika “A Classic Horror Story”, sebuah film dari negeri Italia, hadir menawarkan cerita horor klasik, saya tentu menyambutnya dengan baik.

Sudah bosan dicekoki judul-judul dalam genre tersebut yang terlalu lembek. Monoton dalam menakut-nakuti penonton.

Atau terkadang sok pede menyuguhkan bumbu misteri yang rumit, namun ujung-ujungnya hanya mampu menawarkan penyelesaian yang amit-amit.

Jauh lebih mending film-film horor 1-2 dekade lalu. Yang fokus membuat jantung tegang, tanpa ada embel-embel cerita yang kentang.

Namun apakah film ini berhasil menyelesaikan misi?

Untuk tahu jawabannya, simak alur cerita dan review singkat dari “A Classic Horror Story” di bawah ini, ya.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster a classic horror story

poster a classic horror story

Elisa (diperankan oleh Matilda Anna Ingrid Lutz) bergabung dengan sebuah kelompok carpooler untuk menuju sebuah tempat. Sudah ada Fabrizio (diperankan oleh Francesco Russo), pemilik kendaraan; pasangan Mark (diperankan oleh Will Merrick) dan Sofia (diperankan oleh Yuliia Sobol), serta Riccardo (diperankan oleh Peppino Mazzotta), seorang dokter.

Dalam perjalanan, malam harinya, Mark yang mengemudi dalam keadaan mabuk nyaris menabrak bangkai binatang yang tergeletak di jalan. Sebelum itu terjadi, Fabrizio mengambil alih kemudi dan mengarahkan kendaraan untuk menghindar.

Apes, kendaraan mereka justru menabrak sebuah pohon besar yang ada di pinggir jalan.

Beberapa waktu kemudian, saat semuanya tersadar, kendaraan mereka ternyata sudah ada di tengah padang rumput. Hanya ada sebuah rumah di dekatnya.

Mark sendiri mengalami luka yang cukup parah.

Belakangan, di dalam rumah diketemukan adanya foto dan gambar yang menunjukkan keberadaan semacam sekte. Fabrizio lantas menceritakan bahwa memang ada mitos yang beredar di wilayah tersebut mengenai sekte pengikut tiga iblis dari dunia lain.

Tidak itu saja, di loteng mereka kemudian menemukan ada seorang gadis bernama Chiara, dalam kondisi lidah terpotong, dikurung.

Tak berapa lama, tiga orang misterius menangkap Mark dan membunuhnya di dalam rumah. Sofia dan yang lain hanya bisa pasrah melihatnya dari atas loteng.

Sadar bahwa mereka tidak aman berada di sana, Elisa dkk pun mencoba untuk kabur.

Fabrizio yang mengaku tahu daerah tersebut memimpin arah. Anehnya, ujung-ujungnya mereka justru kembali ke rumah tersebut. Kendaraan mereka juga sudah tidak ada lagi di sana.

Karena hari menjelang malam, mereka terpaksa tinggal di dalam rumah.

Tengah malam Elisa terbangun. Hanya ada Fabrizio di sana.

Yang lain ternyata ditangkap oleh sekte. Chiara kembali dikurung, sementara Sofia dan Riccardo dibunuh.

Elisa tiba-tiba menyadari bahwa baik Mark, Sofia, maupun Riccardo sama-sama minum dari botol bir yang sedari awal disediakan Fabrizio di dalam kendaraannya.

Ia juga tidak sengaja mendengar ada seseorang berkomunikasi dengan Fabrizio melalui earphone.

Tahu kedoknya terbongkar, dengan kesal Fabrizio memerintahkan agar yang lain masuk ke dalam rumah dan menangkap Elisa.

Esok harinya, Elisa akhirnya mengetahui bahwa Fabrizio dan Chiara adalah bagian dari sebuah keluarga mafia. Mereka sengaja mengarang cerita tentang sekte. Tujuan sebenarnya adalah merekam aksi pembunuhan sadis dan menjual videonya.

Bisa meloloskan diri, Elisa lantas membunuh keduanya tanpa ampun. Tak lupa ia merekam sendiri aksinya tersebut.

Elisa lalu berhasil kabur dan tiba di sebuah pantai yang padat dikunjungi wisatawan. Semua orang hanya melihatnya melangkah menuju pantai sembari merekam tindakan Elisa dengan ponsel mereka masing-masing.

Tanggal Rilis: 14 Juli 2021
Durasi: – menit
Sutradara: Roberto De Feo, Paolo Strippoli
Produser: Maurizio Totti, Alessandro Usai
Penulis Naskah: Roberto De Feo, Paolo Strippoli, Lucio Besana, David Bellini, Milo Tissone
Produksi: Colorado Film
Pemain: Matilda Lutz, Will Merrick, Yuliia Sobol, Justin Korovkin, Peppino Mazzottaas Riccardo, Cristina Donadio, Francesco Russo, Alida Baldari Calabria

Review Singkat

Jika teman-teman adalah veteran film horor, saya yakin dalam waktu 5-10 menit PERTAMA sudah langsung tertebak siapa sosok antagonis di dalam film “A Classic Horror Story” ini.

Bahkan ketika karakter baru muncul, tidak butuh waktu lama untuk tahu di pihak mana ia berdiri.

Ya, saya memang menemukan nuansa film horor lawas yang saya lama saya cari-cari. Yang brutal dan tidak ragu dalam menakut-nakuti.

Saya juga mengapresiasi eksekusi di beberapa bagian, yang tetap bikin merinding meski adegan sadisnya off frame. Jarang ada yang bisa seperti itu. “Fear Street Part Two: 1978” misalnya, gagal melakukan hal serupa.

Sayangnya, fokus dalam urusan horor membuat naskah skenario terabaikan.

Banyak kebodohan tindakan yang dilakukan para karakternya. Terutama dari karakter Sofia.

Karakter Chiara yang tiba-tiba bisa membawa buku diary pun agak membagongkan. Entah itu detil yang tidak dipikirkan oleh sutradara. Atau memang dihadirkan sebagai petunjuk dalam membongkar misteri.

Puncaknya adalah area perkemahan yang awalnya ditunjukkan penuh penghuni, tiba-tiba berubah sunyi saat Elisa beraksi membunuh Fabrizio dan Chiara. Doesn’t make sense.

Ending-nya sendiri masih menyisakan ruang untuk sekuel. Tapi dengan cerita di film ini yang tidak meyakinkan, saya mungkin tidak teryakinkan untuk berharap banyak jika suatu saat nanti sekuelnya benar hadir.

Oh ya, hampir kelupaan. Saya sangat suka dengan musik atau suara-suara latar yang digunakan. Sederhana tapi mengena. Sukses dalam meningkatkan suasana sesuai dengan adegan yang ada.

Penutup

Sesuai janji, “A Classic Horror Story” memang berhasil menghadirkan nuansa horor klasik yang mungkin banyak dirindukan oleh penggemar franchise “Wrong Turn”, “Hostel”, dan sebagainya.

Adegan sadis bertebaran walau frekuensinya tidak terlalu masif. Yang tidak ditampilkan eksplisit di layar pun masih mampu menghadirkan kengerian.

Sayangnya, cerita turut menghadirkan berbagai kebodohan dari tingkah polah para karakternya. Cukup mudah juga untuk menebak siapa sosok antagonisnya dalam 10 menit pertama.

3 out of 5. Definitely could be better.

Film “A Classic Horror Story” ini bisa ditonton di https://www.netflix.com/title/81248435.

By the way, yang kesengsem dengan lagu soundtrack-nya, “La Casa”, monggo disimak video klipnya di bawah ini.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film a classic horror story
Review A Classic Horror Story
  • Story
  • Acting / Characters
  • Element of Surprise
  • Recommended Watching
3

Summary

Sukses menakut-nakuti dengan nuansa film horor klasik sesuai janji. Sinematografi dan skoring di atas rata-rata. Ending memberikan ruang untuk sekuel yang berjilid-jilid. Sayang dibumbui adegan janggal serta kebodohan tindakan para karakternya. Seharusnya bisa lebih baik lagi.

Leave a Reply