Review Film 3 Cewek Petualang (2013)

Butuh waktu lama untuk akhirnya bisa menemukan film “3 Cewek Petualang” ini. Kali ini terpaksa lewat jalur bajakan. Tidak ada satu pun penyedia layanan streaming yang menyediakannya.

Walau bukan penggemar Julia Perez maupun Aura Kasih, saya cukup tertarik dengan tema maupun latar lokasinya. Sepertinya kok seru.

Benarkah demikian?

Temukan jawabannya dalam sinopsis dan review singkatnya di bawah ini, ya.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat 3 Cewek Petualang

poster 3 cewek petualang

poster 3 cewek petualang

Dengan alasan akan segera menikahi tunangannya, Sally (diperankan oleh Julia Perez) mengajak kelima sahabatnya di masa SMA untuk berlibur sekaligus reuni.

Mereka adalah Citra (diperankan oleh Aura Kasih), Siska (diperankan oleh Imaz Fitria), Jubed (diperankan oleh Dion Chow), dan Randu (diperankan oleh Guntur Triyoga).

Tempat yang dituju adalah sebuah pulau terpencil di daerah Belitung.

Di luar sepengetahuan teman-temannya, Sally rupanya punya agenda lain. Ia menemui warga lokal bernama Pak Sikung (diperankan oleh Benny Ruswandi) untuk meminta potongan perkamen kuno yang dimiliki.

Pak Sikung menolak karena resikonya cukup tinggi. Bisa membahayakan siapa saja.

Kendati demikian, Sally akhirnya bisa mendapatkan potongan perkamen tersebut dari cucu pak Sikung, Sabit (diperankan oleh Reinov).

Setibanya di pulau, di saat teman-temannya asyik bermain, Sally diam-diam membaca mantra yang tertulis di perkamen.

“Delipat kembang delokir, delima kembang delikam.”

Begitu Sally usai mengucapkannya, cuaca tiba-tiba berubah menjadi buruk. Awan mendadak gelap.

Jubed yang tengah memotret Siska juga sempat melihat sesosok bayangan hitam di belakang Siska.

Sementara itu, Randu yang sedang berenang ditarik kakinya oleh seseorang hingga ia tenggelam. Untung Sally gercep menyelamatkannya.

Malam harinya, Siska yang tidak bisa tidur melihat bayangan hitam di luar kemah. Ketika mereka memeriksa ke luar, tampak dedaunan di dua pohon besar yang bergerak hebat seolah ada sesuatu berukuran besar melewatinya.

Sepeninggal mereka, dari sela pohon tersebut muncul asap hitam.

Siska mencari-cari Jubed yang tidak terlihat sejak pagi. Khawatir, ia memaksa yang lain untuk ikut mencari bersamanya.

Jubed sendiri saat itu sebenarnya sedang asyik foto-foto. Hingga kemudian ia bertemu seekor anjing hitam misterius dan ujung-ujungnya diserang oleh sebuah bayangan hitam.

Saat sedang mencari Jubed, Siska dkk menemukan sebuah tapak kaki berukuran besar di pantai.

Mereka kemudian juga tiba di semacam gerbang di tengah hutan. Mereka menduga itu adalah bekas gerbang kerajaan yang menurut cerita memang dulu ada di sana.

Lanjut melewati gerbang, mereka lantas sampai di sebuah gua. Tanpa diduga, ada tubuh Jubed di sana, sudah dalam keadaan tewas.

Di saat teman-temannya berduka, Sally diam-diam merapal mantra.

Langit kembali berubah menjadi gelap. Disusul dengan angin yang berhembus kencang di dalam gua. Anehnya, tubuh Jubed tiba-tiba menghilang begitu saja.

Gua mulai bergoyang dan runtuh. Sally dkk bergegas berlari keluar untuk menyelamatkan diri.

Apes, Siska terjatuh ke dalam sebuah lubang besar. Hal itu membuat kakinya terkilir.

Setelah Randu dan Sally mengambil tali, mereka lalu menurunkan Citra agar bisa membantu Siska naik.

Di dasar lubang, Citra dan Siska mendengar suara-suara. Penasaran, mereka mencoba menyusuri gua kecil di sana.

Mendadak sulur-sulur tanaman bergerak dan nyaris menarik kaki Citra. Keduanya pun buru-buru naik ke atas.

Tidak mau mati konyol, Randu mengajak yang lain untuk nekat berenang ke pulau utama. Seolah ada yang menghalangi, kaki Siska ditarik secara misterius ke dasar laut. Untungnya ia masih bisa diselamatkan.

Sengaja memisahkan diri dari rombongan, Sally pergi untuk mencari sesuatu.

Teman-temannya khawatir dan memutuskan untuk berpencar mencarinya. Randu seorang diri sementara Siska bersama Citra.

Malam harinya Sally tiba di gua tempat sebelumnya mereka menemukan mayat Jubed. Sepertinya itu adalah tujuannya.

Belum apa-apa ia melihat ada sesuatu yang mengerikan di sana sehingga ia kembali keluar meninggalkan gua.

Sementara itu, Randu ditarik oleh sulur tanaman dan digantung di atas pohon hingga tewas.

Esok harinya, Sally diserang oleh asap hitam. Di saat bersamaan, Citra dan Siska dikejar oleh seekor anjing hitam.

Ketiganya akhirnya bertemu dan kabur bersama-sama.

Mereka sempat melihat mayat Randu yang tergantung. Seperti yang terjadi pada Juned, mayat Randu tiba-tiba menghilang.

Lanjut berlari, ketiganya kemudian sampai di dermaga.

Sally berhasil melompat ke perahu. Tidak dengan Siska dan Citra yang tenggelam karena dermaga ambruk dihantam asap hitam.

Sally tersadar. Ia rupanya sudah kembali berada di pantai bersama dengan Siska dan Citra.

Dikonfrontasi oleh Siska dan Citra, Sally akhirnya mengaku bahwa ia cuma penasaran dengan kebenaran legenda Raja Berekor.

Citra yang kebetulan tahu mengenai legenda tersebut menceritakannya pada Siska. Ia juga tahu bahwa nyawa mereka tidak akan selamat jika legenda tersebut benar adanya.

Sally sendiri tetap berdalih bahwa yang ia lakukan sebatas penasaran belaka.

Di saat yang lain terlelap, Sally diam-diam menyusup keluar. Citra mengetahuinya dan menyusul Sally hingga ke gua dekat gerbang.

Setibanya di sana, Sally mengeluarkan perkamen dan mulai membaca mantra.

Muncul sebuah pisau yang bersinar di hadapannya. Tanpa membuang waktu Sally mengambil pisau tersebut.

Citra keluar dari persembunyian dan mengkonfrontasi Sally.

Gua kembali bergetar dan sebuah wajah keluar dari dinding gua.

Ketakutan, Sally dan Citra bergegas berlari keluar. Sally sempat terluka, namun Citra memutuskan untuk menolongnya.

Sementara itu, Siska terkena perangkap binatang yang dipasang oleh pemburu. Untungnya sesaat kemudian Sally dan Citra datang menyelamatkannya.

Tak berapa lama, perahu yang menjemput mereka tiba sehingga mereka pun akhirnya bisa pergi meninggalkan pulau tersebut.

Tanggal Rilis: 31 Oktober 2013
Durasi: 90 menit
Sutradara: Chiska Doppert
Produser: Firman Bintang
Penulis Naskah: Ratih Kumala
Produksi: Mitra Pictures, BIC Production
Pemain: Julia Perez, Aura Kasih, Imaz Fitria, Guntur Triyoga, Dion Chow, Reinov, Benny Ruswandi

Review Singkat

Saya tidak ingin me-review film “3 Cewek Petualang” ini terlalu detil. Intinya tidak jauh berbeda dengan judul-judul dalam portofolio sutradara Nayato Fio Nuala.

Premisnya sebenarnya lumayan. Sayang eksekusinya, baik dari segi naskah maupun penggarapan, sangatlah kurang.

Terlebih, selain anjing hitam, tidak ada korelasi antara legenda yang diangkat dengan asap hitam dan tapak kaki raksasa. Untuk pisau ya diasumsikan saja itu adalah pisau milik sang raja.

Ya, saya sampai bela-belain mencari referensi mengenai Legenda Raja Berekor terlebih dahulu agar paham maksud dan tujuan “3 Cewek Petualang”.

Pasalnya, petunjuk yang ada hanyalah mantra (pantun / teka teki dalam legenda) yang dibaca berulangkali oleh karakter Sally.

Yang paling bikin mengcapek ya ending-nya yang gitu doang.

Tensi yang sudah sedikit terbangun saat mendekati akhir malah ujung-ujungnya flop.

Penutup

“3 Cewek Petualang” sebenarnya punya modal yang baik. Cerita rakyat yang tidak banyak diketahui oleh orang di luar Belitung.

Sayangnya, naskahnya terlihat dibuat sambil lalu dan ala kadarnya. Yang penting nyenggol-nyenggol dikit Legenda Raja Berekor.

Jauh lebih seru membaca cerita dongeng tersebut ketimbang menonton film ini.

Di sisi lain, harus diakui bahwa film ini masih bisa ditonton hingga akhir. Baru terasa membosankan saat memasuki babak ketiga yang terasa sekali dibuat bertele-tele.

2/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf 3 cewek petualang

Leave a Reply