Tentang Manga Judge (Square Enix, 2010)

“Judge” (ジャッジ, Jajji) adalah manga karangan Yoshiki Tonogai yang terbit pertama kali pada bulan Januari 2010 di Monthly Shōnen Gangan, majalah bulanan milik Square Enix. Manga ini mengadaptasi ide dasar karya Yoshiki sebelumnya yang memang cukup populer, “Rabbit Doubt” (2007). Secara keseluruhan ada 32 chapter yang dibukukan menjadi 6 volume. Versi terjemahan bahasa Inggrisnya sendiri dipublikasikan oleh Yen Press.

Sinopsis Singkat

Cover manga Judge chapter 1

Atsuya, kakak laki-laki Hiroyuki “Hiro” Sakurai, berkencan dengan Hikari, teman masa kecil sekaligus cinta rahasia Hiro. Kecemburuan Hiro berujung pada sebuah kecelakaan fatal yang berujung pada meninggalnya sang kakak.

2 tahun berselang, Hiro tiba-tiba terbangun di sebuah ruangan gelap dengan mengenakan topeng berbentuk kepala kelinci. Setelah berjalan menyusuri bangunan tempatnya berada, Hiro tiba di ruangan lain dimana sudah ada 7 orang lainnya di sana, masing-masing mengenakan topeng yang berbeda.

Mereka adalah Kazuyuki “Kazu” Asai (kucing), Rina Okamoto (serigala), Nobuyuki Yamaguchi (beruang), Ryûhei Shinomiya (kuda), Hayato Takizawa (singa), Asami Kimura (kucing), dan Miku Sanada (babi). Selain itu juga ada seorang pria dalam keadaan tewas, yang sebelumnya mengenakan topeng babi.

Beberapa saat kemudian, seseorang memberitahu mereka bahwa mereka semua sebelumnya telah berbuat kesalahan dan topeng yang dikenakan merupakan simbol dari kesalahan yang telah mereka lakukan. Yaitu rakus (babi), tamak (rubah), malas (beruang), sombong (singa), nafsu (kucing), iri hati (kelinci), dan amarah (kuda). Dalam selang waktu 48 jam, setiap 12 jam sekali, mereka harus memilih satu orang untuk disingkirkan, hingga nantinya 4 orang tersisa dipersilahkan untuk keluar dengan selamat.

Review Singkat

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Agak sulit untuk membahas serial komik ini lebih lanjut tanpa menyinggung masalah cerita secara mendalam, jadi mau tidak mau harus menyentil sedikit spoilernya. Jangan diteruskan membacanya ya jika tidak ingin kena spoiler.

Pertama-tama, pada karya Yoshiki sebelumnya, saya menggarisbawahi poin tersangka utama yang dari awal sudah tertebak karena memang benar-benar klise. Rumusnya sudah banyak digunakan di film maupun cerita dengan tema sejenis (survival game). Di sini Yoshiki telah mengubahnya dan tidak lagi menggunakan jurus yang usang.

Meski konsep sekelompok orang diculiknya masih sama, beliau juga meng-upgrade elemen yang ada dengan memasukkan unsur penggunaan topeng yang berbeda serta latar kesalahan masa lalu yang jelas. Namun di sini sebenarnya ada satu kekurangan yang terpampang nyata, yaitu adanya karakter yang terlihat TIDAK pernah melakukan kesalahan fatal sehingga patut dipertanyakan keberadaannya.

Bisa dibilang ada 4 twist dalam keseluruhan kisah “Judge”. Yaitu mengenai pelaku utama, partner pelaku utama, alasan mereka melakukan hal tersebut, serta titik penutup aksi mereka. Saya pribadi tidak menyangka pelaku utamanya adalah karakter tersebut, tapi sebenarnya, sedari awal karakter tersebut sudah memiliki kejanggalan dalam perilakunya. Bahkan sejak chapter 1 atau 2, atau dua-duanya, saya lupa persis. ‘Kesalahan’ saya adalah mengira kejanggalan tersebut adalah bagian dari keteledoran Yoshiki dalam merajut cerita. Padahal ternyata justru itu petunjuk utama bagi pembaca yang hobi menebak-nebak seperti saya, hehehe.

Sayangnya lagi, begitu twist pertama terungkap, saya rasa sudah sangat gampang untuk menebak ketiga twist sisanya. Yang pada akhirnya selamat pun bisa ditebak dari petunjuk di dua paragraf di atas paragraf ini.

Untuk artwork, bagi saya agak mengecewakan. Entah apa tujuannya, bagian-bagian yang terutama mengandung kekerasan sebagian tidak digambarkan dalam frame. Hanya diwakili oleh tulisan efek suara saja. Kita jadi harus menebak-nebak seperti apa persisnya yang terjadi. Selain itu, dialog buble yang digunakan seringkali tidak jelas menunjukkan siapa sebenarnya yang sedang berbicara. Ada momen-momen dimana saya kebingungan memahami jalan ceritanya gara-gara masalah buble yang sepele ini.


Yoshiki berhasil meng-ugprade ide dasar “Rabbit Doubt” yang sudah menarik menjadi lebih menarik lagi. Cerita juga tidak membosankan dengan twist-twist yang ada, walau bagi penggila kisah misteri sepertinya masih bisa tertebak. Artwork terus terang mengecewakan. Bukan dari segi penggambaran karakter, melainkan dari dialog serta penggambaran adegan (apa yang sedang terjadi). Kendati demikian, sama halnya dengan “Rabbit Doubt”, “Judge” masih cukup layak untuk dibaca. Recommended.

rm judge

Leave a Reply