Dongeng Motivasi: Kambing Hitam Bendungan Hitam

Menutup tahun 2021, ada cerita pembuka a.k.a prolog dari seri dongeng motivasi terbaru yang bakal hadir di pertengahan tahun 2022, “Redemption”. Seri ini akan menjawab berbagai misteri yang belum terungkap dalam “Petualangan Rufi Rusa“. Salah satunya adalah mengenai insiden bendungan jebol, yang akhirnya terungkap di cerita berikut. Penasaran? Yuk simak dongeng “Kambing Hitam Bendungan Hitam” berikut ini.

Perkenalan Karakter

Karakter utama dalam dongeng motivasi kali ini adalah Danillo dan Gotik.

Danillo, kuda nil jantan dewasa. Jomblo. Jenius, suka meneliti dan inovatif. Pede dengan kecerdasannya.

Gotik, kambing jantan dewasa. Pendiam dan lebih suka menyendiri. Jago dalam urusan bebatuan.

Karakter pendukung dalam cerita kali ini, baik yang ikut terlibat maupun hanya disebutkan namanya, adalah Hori Harimau, Eli Elang, Kutik Kuda, dan Mpok Nur Nuri.

Kambing Hitam Bendungan Hitam

Ada sebuah bendungan di hutan Payapa. Letaknya di sisi utara sungai KaliAja. Bendungan Hitam namanya. Sesuai dengan warnanya. Yang hitam. Dan pekat.

Tidak jauh dari bendungan, tinggallah Danilo, kuda nil yang dijuluki ilmuwan oleh binatang-binatang lainnya. Bukan karena punya gelar profesor atau lulusan S3. Melainkan karena ia handal menciptakan barang-barang yang berfaedah. Sekaligus memperbaiki barang-barang yang rusak.

Sejak kecil Danilo mengidolakan Batman. Superhero yang kaya raya dan jago dalam banyak hal. Cita-cita Danilo adalah menjadi Bathippo suatu saat nanti. Masih belum kesampaian.

Saking ngefansnya dengan Batman, Danilo mengoleksi banyak komik Batman. Rata-rata cetakan pertama, yang harga per bijinya mencapai jutaan. Ia menyimpan koleksi berharganya itu dalam sebuah box kontainer 150L ukuran 83 x 60 x 46 cm.

Selaku pimpinan hutan Payapa, Pak Hori Harimau mempercayakan urusan bendungan pada Danilo. Tidak sendiri. Melainkan berdua dengan Gotik, kambing hitam yang bertetangga dengan Danillo.

Seperti diketahui, Gotik adalah sosok yang introvert. Di sisi lain, ia ahli dalam urusan bebatuan.

Saat Bendungan Hitam dibuat beberapa tahun lalu, tugas Gotik adalah mengumpulkan bebatuan dan menyusunnya di sungai. Agar tidak terberai, Danillo lantas merekatkan batu-batu tersebut dengan menggunakan lem super kuat ciptaannya.

Tugas mereka selanjutnya cukup dengan rutin mengamati bendungan tersebut dan memperbaikinya jika memang ada masalah.


— 3 bulan sebelum bendungan jebol —

Danillo sedang serius mengamati sebuah batu besar. Ya, ada batu misterius di dekat kaki Bukit Timur. Di sisi utara tepatnya. Bentuknya seperti Obelisk. Lonjong ke atas. Tingginya sekitar 2 meter.

Sejak hutan Payapa dihuni, batu misterius itu sudah ada di tempatnya. Entah darimana asalnya. Anehnya, tidak ada siapa pun yang bisa memindahkannya. Didorong maupun ditarik sami mawon. Batu tersebut tetap tidak bergeming.

“Hei, Danillo,” panggil Gotik yang tiba-tiba muncul di belakangnya.

“Apa?!”, jawab Danillo yang kesal karena konsentrasinya terganggu.

“Aku lihat ada bagian yang sedikit bocor di bendungan,” balas Gotik. “Coba kamu lihat. Mungkin harus diberi tambahan lem lagi.”

Danillo hanya terdiam. Pikirannya lanjut travelling ke teori-teori konspirasi yang berhubungan dengan batu.

“Hei, dengar tidak?” tanya Gotik.

“Ya, ya, aku dengar,” respon Danillo seadanya. Ia berharap Gotik cepat pergi dan tidak mengganggunya lagi.

Walau masih tidak yakin dengan jawaban Danillo, Gotik memutuskan untuk percaya dan pergi meninggalkannya.


— 2 bulan sebelum bendungan jebol —

Gotik berdiri di depan Bendungan Hitam. Ia memiringkan kepala ke kanan. Lalu ke kiri. Terlihat semakin banyak lubang kebocoran kecil di bendungan tersebut.

“Apa Danillo belum memeriksanya, ya?” tanya Gotik dalam hati.

Dengan hati-hati ia melangkah menghampiri salah satu bagian yang bocor. Setelah mendekatkan kepalanya, matanya ia picingkan. Terlihat lem perekat antar batu yang aus.

“Oh, atau mungkin ia sudah melakukannya dan sekarang sedang sibuk menciptakan lem yang kuat,”, ucap Gotik, masih dalam hati. Ia mencoba berpikir positif pada rekannya itu. “Ya sudah, aku tunggu saja deh.”


— 1 bulan sebelum bendungan jebol —

Di ruang laboratorium yang ada di rumahnya, Danillo tengah berusaha meracik ramuan yang ia harap bisa membuat batu obelisk misterius di kaki Bukit Timur itu berpindah tempat. Ia ingin memindahkannya ke laboratorium. Agar bisa diteliti sepuasnya. Jiwa ilmuwannya memang sudah meronta-ronta semenjak ia mengetahui keberadaan batu tersebut.

Berbagai formula telah Danillo coba. Belum ada yang berhasil. Ia jadi terobsesi. Terus mengurung diri di laboratoriumnya. Panggilan Gotik, baik dari depan rumahnya maupun melalui ponsel, tidak ia hiraukan sama sekali.


— 5 menit sebelum bendungan jebol —

“Kemana aja kamu. Sudah lebih dari sebulan aku berusaha menghubungimu,” tanya Gotik.

Danillo saat itu sedang berada di halaman rumah. Ia hendak memetik beberapa biji lombok yang ia tanam di kebun. Bukan untuk dimakan. Melainkan untuk percobaan formula ramuan batu misterius.

“Lubang kebocoran di bendungan semakin banyak loh,” lanjut Gotik. “Aku khawatir sebentar lagi bendungan tersebut jebol. Sepertinya lem yang kita gunakan sudah tidak punya daya rekat lagi.”

Danillo melirik ke arah Gotik dengan tatapan tajam.

“Mana mungkin,” balas Danillo sembari tersenyum sinis. “Aku kan ilmuwan handal. Hasil ciptaanku pasti awet dan tidak bermasalah.”

“Setidaknya lihat saja dulu,” ucap Gotik. “Kan bisa bahaya kalau Bendungan Hitam benar-benar jebol.”

“Aku ini sibuk,” hardik Danillo.

Ia membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu rumahnya.

“Percaya saja padaku,” lanjutnya. Pongah. “Bendungan itu tidak akan jeb…”

BRUAKKKKK.

BYARRRRR.

Terdengar suara gemuruh diikuti suara aliran air yang keras dari arah bendungan.

Sesaat kemudian Eli Elang terlihat melesat di udara sembari berteriak sekencang-kencangnya, “AWASSSS!!!! BENDUNGAN AMBRUKKK!!!! CEPAT MENYINGKIR DARI SUNGAIIIII!!!!”.


— 3 hari setelah bendungan jebol —

Danillo terus berdiam diri di rumahnya semenjak bendungan jebol. Ia takut dimarahi oleh warga hutan lainnya. Pun begitu, hari ini ia terpaksa pergi ke gerbang hutan Payapa. Kurir “Bukan Express” mengantarkan pesanan komik Batman terbarunya.

Dan karena menggunakan opsi paket super ekonomis, paket tersebut tidak diantarkan sampai ke rumah. Hanya diserahterimakan ke penjaga di pintu gerbang.

Agar tidak ketahuan warga hutan, Danillo sengaja memakai selimut tebal dan menutupi tubuhnya. Sejauh ini perjalanannya lancar. Hingga akhirnya ia tiba di gerbang hutan. Ada Mpok Nur si burung nuri dan Kutik si kuda cantik tengah bergosip ria di sana.

“Hei, Danillo, bagaimana kabarmu?” sapa Kutik ramah.

Mulut Danillo terasa kaku.

“Untung kamu tidak kenapa kenapa,” imbuh Mpok Nur. “Semua warga hutan khawatir kepadamu.”

Danillo menundukkan wajahnya. Tidak berani menatap keduanya. Tubuhnya mulai gemetar.

“Sepertinya dia syok akibat kejadian kemarin,” bisik Kutik pada Mpok Nur. Mpok Nur mengangguk tanda setuju.

“Kita semua juga kaget kok, Danillo,” ucap Mpok Nur. “Tidak ada yang menyangka bendungan bakal ambruk seperti itu. Kita semua kan tau bendungan itu menggunakan lem hasil ciptaanmu. Sudah pasti aman.”

Mata Danillo sedikit melebar mendengarnya.

“Kabarnya pak Hori baru akan rapat dengan DPH (Dewan Perwakilan Hutan) setelah situasi hutan kembali normal beberapa hari lagi,” lanjut Mpok Nur.

“Rapat.. apa… ?” tanya Danillo pelan.

“Rapat untuk menentukan hukuman lah,” jawab Kutik. “Gosipnya kan bendungan jebol gara-gara Gotik yang kurang rapi menyusun batu-batu di sana.”

Mata Danillo makin melebar mendengarnya.

“Aku sih percaya,” sambar Mpok Nuri dengan nada sinis. “3 bulan terakhir ini warga hutan sering melihatnya berdiam diri di depan bendungan. Jangan-jangan selama ini ia sudah sadar hasil kerjanya tidak beres namun tidak berani mengaku.”

“Aku saranin mending kamu jaga jarak aja dengan dia,” ucap Kutik.

Perasaan Danillo campur aduk. Kepalanya mendadak pusing. Lebih pusing ketimbang saat memikirkan formula ramuan untuk batu misterius.

Tanpa berkata apa-apa, Danillo mengangguk pelan lalu berjalan cepat menuju ke rumahnya sambil menggenggam kiriman paketnya erat-erat.

Moral Cerita

Pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini adalah:

Seringkali ada tanggung jawab ekstra yang menempel pada kelebihan yang kita miliki.

Rasa sombong dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain suatu saat bisa menghancurkan diri kita.

dongeng motivasi redemption

Leave a Reply