Review Komik Death of X #1 (2016)

Sebagai _bukan_ pembaca setia komik-komik besutan Marvel, saya termasuk salah satu yang menunggu terbitnya mini seri Death of X ini, yang merupakan awal dari cerita Inhumans vs X-Men (edisi perdananya dijadwalkan terbit bulan November 2016 mendatang). Kisahnya sendiri mengambil latar setahun yang lalu. Dan karena di Inhumans vs X-Men, sesuai namanya, kelompok Inhumans bakalan bertarung melawan kelompok X-Men, sudah bisa dipastikan Death of X sebagai kisah pembuka bakalan menceritakan tentang awal mula terjadinya perselisihan di antara keduanya yang akhirnya mengarah ke perang besar-besaran. Penasaran seperti apa ceritanya? Yuk simak sinopsis komik Death of X #1 berikut ini.

Sinopsis Komik *SPOILER*

deathofx_1

What happened eight months ago that set the Inhumans and X-Men on a collision course? Find out here! The Inhumans travel to Japan where one of the Terrigen Clouds creates a shocking new Inhuman. The X-Men travel to Muir Island where the second Terrigen Cloud causes something truly terrible. When these two events collide, a war of catastrophic proportions explodes!

Story: Jeff Lemire & Charles Soule
Art: Aaron Kuder
Color: Morry Hollowell
Letter: VC’s Joe Sabrino
Judul Edisi: –
Tanggal Rilis: 5 Oktober 2016

Tim Uncanny X-Men menerima sinyal darurat dari Multiple Man (Jamie Madrox) di Muir Island. Cyclops, Iceman, Emma Frost, Magik, Stepford Cuckoos, dan Goldballs menuju ke sana dengan menggunakan pesawat Blackbird. Setibanya di sana, tempat tersebut ternyata sudah dipenuhi oleh Terrigen Cloud. Goldballs dan Cyclops mulai merasa mual dan pusing. Sampai di gedung Mutant Research Facility yang sepenuhnya ditangani oleh Madrox dan beberapa ‘skeleton crew’, yang juga dipenuhi kabut Terrigen, mereka mendapati kru di sana dalam keadaan terbakar dan sudah tidak bernyawa.

Beberapa saat kemudian Stepford Cuckoos menginfokan bahwa mereka merasa ada seseorang di luar sana. Bergegas mereka menuju ke luar bangunan, ke arah yang ditunjukan oleh Stepford Cuckoos. Mereka pun kaget mendapati seluruh duplikat Madrox dalam keadaan tak bernyata. Madrox sendiri masih sempat memberi peringatan pada Cyclops mengenai Terrigen Cloud yang menyebabkan mereka mengalami kejadian ini, namun ia menghembuskan nafas terakhirnya sebelum sempat menceritakan detilnya.

Cyclops bersama Emma Frost lantas menuju Research Facility untuk mencari data-data mengenai Terrigen Cloud, sementara ia mengutus Magik dan Iceman untuk membawa yang lain kembali ke Blackbird. Setelah mengirimkan data-data tersebut pada Beast (Hank McCoy), Cyclops tiba-tiba terjatuh tak sadarkan diri.

Beberapa saat kemudian Magik dan Iceman bergabung kembali dengan Emma Frost. Cyclops datang tak lama kemudian, sudah kembali tersadar. Ia memberitahu mereka bahwa hasil penelitian awal dari Beast memang menyatakan bahwa Terrigen Cloud mengandung racun bagi X-Men. Hanya saja mengapa hanya Cyclops dan Goldball yang terpengaruh masih belum diketahui alasannya. Namun begitu, Cyclops yakin bahwa Inhumans sudah membohongi mereka selama ini dan kini saatnya untuk berperang melawan mereka karena yang penting baginya adalah melindungi kelompoknya.

Sementara itu, di waktu yang sama, kelompok Uncanny Inhumans (Crystal, Gorgon, Flint, Naja, Grid, dan Iso) sedang menuju prefektur Matsumoto di Jepang dengan menggunakan pesawat The Riv untuk mengawasi Terrigen Cloud yang muncul di sana. Kebetulan, sebagian penduduk di sana cukup menerima kehadiran Inhumans dan malah menanti kedatangan Teriggen Cloud dengan antusias.

Usai Terrigen Cloud menyapu seluruh sudut kota, satu kepompong Terrigen berhasil ditemukan di sebuah taman. Belum sempat tim Uncanny Inhumans tiba di sana, sudah muncul beberapa orang agen Hydra, yang berniat untuk menyerang orang-orang yang ada di sana. Untunglah Inhumans tiba sebelum ada korban jiwa dari penduduk sipil.

Pasukan Hydra ternyata lebih banyak dari yang mereka bayangkan. Jumlah yang tidak seimbang membuat tim Uncanny Inhumans dalam keadaan terdesak. Crystal bahkan terkena tembakan di dadanya. Di saat-saat genting, seseorang bergaya punk muncul dari dalam kepompong dan langsung mengeluarkan cahaya biru terang. Cahaya tersebut ternyata mempengaruhi para agen Hydra dan membuat mereka semua tertidur.

Setelah berkenalan dengan sosok Inhumans yang baru, bernama Daisuke, Crystal yang sudah kembali pulih menyambutnya bergabung ke kelompok Inhumans. Ia berjanji mereka akan melindungi Daisuke dari siapa saja yang berniat melukainya karena Inhumans selalu melindungi kelompoknya.


Sebagai yang tidak mengikuti canon Marvel dengan rutin, saya cukup suka dengan edisi perdana Death of X ini. Dari sudut pandang orang awam, saya tidak kesulitan mengikuti jalan ceritanya. Satu mungkin yang terasa menganggu adalah dengan mudahnya Cyclops memutuskan untuk berperang melawan Inhumans. Namun faktanya memang sosok Cyclops yang sekarang sudah berbeda jauh dengan sosoknya yang dulu, yang lebih kalem dan tenang dalam bertindak. But overall, a nice issue.

rk deathofx1
Death of X #1 (2016)
  • Story
  • Art (Pencil, Ink, Colors)
  • Element of Surprise
  • Recommended Reading
4

Review Komik

Banyak komentar negatif tentang komik ini, jadi perlu saya sampaikan sekali lagi bahwa penilaian saya berikan secara objektif sebagai bukan pembaca rutin komik Marvel. Di luar Cyclops yang terlalu gampang mengambil keputusan, ceritanya menurut saya cukup baik dan mudah diikuti oleh orang awam sekali pun. Artwork tidak perlu ditanya, rata-rata komik terbitan Marvel punya track record yang bagus untuk urusan gambar.

Sending
User Review
0 (0 votes)

Leave a Reply