Review Komik Batman: Europa #3 (2015)

Berhubung sudah masuk waktunya terbit judul-judul dan edisi-edisi baru, jadwal review yang kemarin diinformasikan di laman G+ Curcol.Co ditunda dulu. Setelah sebelumnya dibahas tentang Superman/Wonder Woman #24, kali ini giliran Batman: Europa #3, sebuah cerita alternatif di jagad Batman yang menceritakan petualangan Batman dalam mencari obat bagi virus mematikan yang menyerang tubuhnya. Uniknya, dalam aksinya kali ini, Batman harus berkolaborasi dengan Joker, yang ternyata juga sama-sama terserang oleh virus bernama Colossus tersebut. Nah, di dua edisi sebelumnya, mereka berdua telah berpetualang melalui kota Berlin dan Praha demi mencari petunjuk keberadaan si penjahat pembuat virus. Namun sayangnya ia selalu lolos. Di edisi ini, travelling mereka berlanjut di kota Paris. Mungkinkah kali ini duo BatJoker sukses menaklukkan si penjahat dan mendapatkan obat antivirus? Penasaran, kan? Makanya, simak deh sinopsis (plus spoilernya) Batman: Europa #3 di bawah ini.

Sinopsis Komik

batmaneuropa3

Weakened by a deadly virus, Batman arrives in Paris to find some answers. But with The Joker along for the ride, Batman’s guaranteed to face terrifying challenges as they follow a trail that leads to their common enemy.

Story: Brian Azzarello, Matteo Casali
Art: Giuseppe Camuncoli, Diego Latorre
Judul Edisi: 3. Paris
Tanggal Rilis: 30 Desember 2015

Batman dan Joker tiba di Paris. Dengan kostum mereka yang pasti menarik perhatian, Joker, yang ternyata paham luar kepala tentang Paris, menyarankan untuk menggunakan jalur bawah tanah alias melalui gorong-gorong. Jalur pilihan Joker tersebut ternyata menuju ke sebuah ruangan yang berisikan pengikutnya! Ya, ternyata Joker punya banyak fans di kota tersebut, sebagian di antaranya karena ia sering menjual barang-barang seni hasil curian kepada mereka.

Fans Joker yang berasal dari berbagai kalangan tersebut memberikan informasi pada Joker mengenai keberadaan Trojan Horse. Dan benar, dari info yang di dapat, mereka berdua berhasil menemui trojan horse di sebuah kamar (hotel? apartemen?) dalam keadaan almarhum karena dibunuh oleh si penjahat utama di akhir Batman: Europa #2 lalu.

22_16

Dengan kemampuan detektifnya, Batman menganalisa bahwa ia telah dibunuh beberapa waktu sebelumnya dan tidak di tempat tersebut. Tiba-tiba sebuah lonceng berbunyi dari kejauhan dan duo Batman Joker pun bergegas menuju ke sana. Tanpa disangka, si penjahat utama lah yang membunyikan lonceng tersebut.

Melihat Nina tergeletak di depan sosok bertopeng mirip kelelawar tersebut (dengan telinga dan hidung lancip), Batman segera menyerangnya sembari memerintah Joker untuk menyelamatkan Nina. Namun bukan perkara mudah bagi Batman mengingat tenaganya yang sudah jauh berkurang akibat pengaruh virus serta pasukan gargoyle anak buah si lancip yang menghadang.

22_22

Batman yang sempat melirik Joker yang tidak segera membantu Nina tanpa disadari terpeleset dan terjatuh dari atap gedung. Di saat itulah Joker melemparkan tali untuk menyelamatkannya. Again, tertulis quote bagus di adegan ini.

I’ll never know if he missed me on purpose. But the scar will forever remind of the day The Joker saved my life.

Setelah berhasil memanjat naik kembali ke atap, Batman mempertanyakan sikap Joker yang tidak berbuat apa-apa untuk menyelamatkan Nina. Ternyata Joker menyadari bahwa Nina sudah mati sebelum mereka datang. Mendeduksikan sikap dan kata-kata si penjahat, Batman dan Joker menyimpulkan destinasi mereka berikutnya. Roma.


Sampai Batman: Europa #3 ini saya masih tidak mengerti kenapa ada sebagian orang yang menganggap miniseri komik ini merepresentasikan kaum gay. Batman memang agak mellow pada saat bermonolog tentang kota-kota yang mereka singgahi, namun sikap Joker yang terkadang berkata-kata jahil saya rasa tidak ada bedanya dengan dialog-dialog yang selama ini ia ucapkan. Pun demikian dengan edisi ini, saat level ke-mellow-an Bruce makin membuncah, dan juga kalimat-kalimat flirting Joker makin ‘genit’. Masih tetap tidak ada gay-gay-annya sedikit pun bagi saya.

Eniwei, back to story, berhubung saya tidak mengikuti semua cerita Batman, saya kurang tahu apakah cerita Joker yang punya basis fans di Paris ini sesuai dengan cerita utama di dunia Batman. Tapi bagi saya pribadi ini adalah sesuatu yang.. well.. sesuatu banget. Sebelumnya mungkin hanya Harley Quinn yang saya tahu ngefans dengan kepribadian Joker. Sedang di sini ada buanyak. Dari berbagai kalangan pula. Dan mereka menganggap Joker sebagai orang yang terhormat. Keren.

Dengan untuk kedua kalinya Joker menyelamatkan Batman, saya jadi makin penasaran dengan ending ceritanya bulan depan. Semoga tidak mengecewakan dan ada kejutan baru. Amin.

rk batmaneuropa3
Batman: Europa #3 (2015)
  • Story
  • Art (Pencil, Ink, Colors)
  • Element of Surprise
  • Recommended Reading
4.5

Review Komik

Cerita masih solid. Kedua karakter utama tetap konsisten dengan kepribadian mereka masing-masing. Seni gambar berbeda lagi dengan kedua edisi awal, lebih abstrak. Kabarnya untuk menggambarkan kondisi Batman dan Joker yang makin parah. Pada awalnya agak pusing ngebacanya, tapi setelah pengulangan ketiga kali jadi mulai terbiasa dan ternyata keren juga grafisnya. Kejutan cerita masih ada, dengan lagi-lagi Joker menyelamatkan Batman. Seperti akhir ceritanya nanti bakal menarik untuk disimak!

Sending
User Review
0 (0 votes)

Leave a Reply to Cancel reply