Review Film Batman v Superman: Dawn of Justice (2016)

Masih sekitar 4 jam lagi sebelum saya bisa menonton film Batman v Superman: Dawn of Justice. Maklum, hasil hunting dua hari lalu membuahkan tiket bioskop untuk jadwal tayang jam 21.00 WIB alias jam sembilan malam nanti. Apalagi rasa penasaran makin membuncah gara-gara sejak tadi pagi mulai bermunculan review film Batman versus Superman ini di berbagai media luar. Tentu, ada yang negatif, dan juga ada yang positif. Meski tidak mempengaruhi minat nonton dan sudah siap dengan apapun nanti hasilnya, terus terang ada satu review yang membuat khawatir — yang menyebutkan bahwa film ini overstuffed seperti halnya Man of Steel (2013) beberapa tahun lalu.

Jika diingat lagi, Man of Steel yang sedikit banyak bisa dibilang sebagai prekuel cerita dari film Batman v Superman ini sebenarnya memang gak jelek-jelek amat. Tarungnya seru. Nuansa dark thrillernya ada, walau masih jauh di bawah trilogi The Dark Knight. Hanya, yang bikin kesal, terlalu banyak alur cerita yang dijejalkan ke dalam film berdurasi 143 menit tersebut. Dengan jajaran sutradara dan penulis yang sama, saya amat sangat berharap Zack Snyder dan David S. Goyer tidak melakukan kesalahan yang sama di Dawn of Justice.

Well anyway, artikel ini saya siapkan untuk berisi review film Batman v Superman: Dawn of Justice nantinya setelah saya usai menonton. Untuk saat ini, untuk membuat 4 jam berlalu cepat, bakal saya habiskan waktu bersama dengan Supergirl episode 17 dan The Walking Dead season 6 epiosde 14 dulu. Sampai ketemu di update-an artikel ini nanti, ya 🙂

Review Film Batman v Superman *SPOILER*

Okay, setelah dua jam lebih 30 menit (kurang sedikit sih benernya) akhirnya usai sudah menyaksikan film perdana DC di era extended universe mereka. Sebelum memberikan penilaian, saya akan menyampaikan beberapa poin mengenai film ini. Tapi berhubung beberapa di antaranya mengandung spoiler, saya ingatkan sekali lagi yah, jangan dibaca jika alergi dengan yang namanya spoiler 😀 Untuk jalan ceritanya sendiri silahkan langsung tonton di bioskop terdekat ya, hehehe, atau kalau mau bisa baca-baca lagi artikel Curcol.Co beberapa hari lalu, prediksi alur cerita saya di situ hampir mendekati bener loh, wkwkwk.

[spoiler title=”Poin Cerita w/ spoiler”]

  • Ada beberapa adegan tidak penting yang bisa dihilangkan tanpa mempengaruhi jalannya cerita. Mimpi-mimpi Bruce Wayne misalnya. Walau ada kemungkinan untuk mimpi kedua merupakan firasat Batman akan adanya ancaman yang lebih besar (baca: Darkseid). Jatahnya Justice League, mungkin?
  • Banyak adegan yang digambarkan secara berlebihan (over dramatic) sehingga justru terkesan lebay. Penonton seperti coba untuk digiring untuk merasa tegang sepanjang film berlangsung, sayangnya (menurut saya) gagal.
  • Alur cerita utama cukup baik. Tidak terlalu banyak sub-plot dan tetap fokus pada inti cerita yang dibangun sejak awal. Sayangnya, poin pertama di atas sedikit mengurangi penilaian terhadap elemen cerita ini. Tapi yang perlu diacungi jempol, seolah berkaca pada kesalahan Marvel yang terlalu mengumbar isi cerita pada trailer-trailer mereka, alur cerita asli yang ada di film BERBEDA dengan apa yang sudah kita lihat di trailer-trailer Batman v Superman sebelumnya. Mantap!
  • Sejak Man of Steel saya sudah merasa Henry Cavill tidak cocok sebagai Superman, jadi agar fair saya tidak akan mengomentari karakternya di sini. Untuk Batman, Ben Affleck cukup baik memerankannya. Gal Gadot excellent, despite limited screen time, she’s probably the real star in this movie. Masalah justru ada pada karakter Lex Luthor yang diperankan oleh Jesse Eisenberg. Terlalu over dan menjurus ke psycho. Jadi agak kecewa karena di komik selama ini (di berbagai versi yang pernah saya baca) karakter Luthor adalah jenius, bukan psycho. Dan itu yang bikin dia berbeda dengan villain-villain yang lain yang rata-rata psycho.
  • Efek CGI luar biasa, mungkin terbaik dari yang pernah saya lihat selama ini untuk film-film superhero.
  • Dua pertiga awal tempo cerita agak terlalu lambat. Saya sempat hampir tertidur, walau tidak jelas juga apakah karena tidak sabar menunggu cerita berkembang atau karena memang mengantuk. Maklum, biasanya jam sembilan malem udah cuci kaki trus bobok.

[/spoiler]

Nah, untuk kesimpulan alias summary dari review (non-spoiler) dapat dibaca di kotak di bawah ini ya. Tapi sebelum itu, buat yang belum nonton film Batman vs Superman: Dawn of Justice, buruan nonton gih. Gak bakal kecewa kok. Dan saya yakin, meski seandainya secara finansial hasil yang diharapkan DC dan Warner Bros tidak sesuai target, Marvel should be very worried right now.

rf bvs
Batman v Superman: Dawn of Justice (2016)
  • Story
  • Special Effects
  • Element of Surprise
  • Recommended Watching
  • Characters
4.4

Review Film

DC jelas masih perlu belajar lagi untuk membuat film superhero yang sempurna. Tapi untuk percobaan pertama mereka, jelas juga DC sudah belajar banyak, baik dari kesalahan mereka sendiri di masa lalu, keberhasilan mereka dengan trilogi The Dark Knight, maupun dari film-film Marvel, kompetitor utama mereka. Sebagai pembaca setia komik-komik DC, terutama Superman, apa yang sudah saya lihat di film Dawn of Justice sedikit di bawah ekspektasi. Tapi jika memposisikan diri sebagai orang awam yang tidak terlalu mengikuti cerita di komiknya, saya memberi nilai 8.5 hingga 9 untuk Batman v Superman. Recommended watching? Jelas. Apalagi ada pula versi blu-ray yang 30 menit lebih panjang durasinya, layak untuk dibeli. Dan sebagai penutup, saya ingin mengulangi kalimat saya yang terakhir di atas. BvS might be far from perfect, but Marvel, they should be very worried right now.

Sending
User Review
5 (1 vote)

Leave a Reply