Rekap Sinopsis Duel Episode 1 (3 Juni 2017)

Satu lagi drama korea baru yang sepertinya layak untuk disimak. Judulnya “Duel” dan ceritanya berkisar mengenai kasus kriminal yang dibumbui fiksi ilmiah mengenai human cloning alias kloning manusia. Sepertinya bakal gak salah serunya dengan “Circle” nih. Sayangnya, entah karakternya yang dibikin seperti itu atau bawaan dari pemerannya, sosok jaksa Choi Jo-Hye di serial ini terlihat tidak natural. Senyum sinisnya seperti dibuat-buat. Tapi yah, itu pendapat pribadi sih. Apapun itu, selamat menikmati sinopsis Duel episode 1-nya di bawah ini 🙂

Sinopsis Episode 1

Jang Deuk-Cheon (Jung Jae-Young) panik karena anaknya, Jang Soo-Yeon (Lee Na-Yoon), telah diculik dan si penculik meminta sejumlah uang sebagai tebusan. Jaksa Choi Jo-Hye (Kim Jung-Eun) kemudian memberikan uang untuk membayar tebusan tersebut. Deuk-Cheon berjanji akan mengembalikan uang tersebut bagaimana pun caranya asal jaksa Choi tidak mengikutinya menyerahkan uang tersebut ke si penculik. Tanpa ia sadari, diam-diam jaksa Choi telah memasang alat pelacak di bawah tas golf yang digunakan sebagai wadah uang tebusan. Ia juga kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membuntuti Deuk-Cheon.

Deuk-Cheon mengikuti instruksi yang diberikan oleh si penculik hingga tiba di sebuah apartemen. Ia lantas diminta untuk meninggalkan tas golf tersebut di mobilnya, sementara si penculik mengirim foto Soo-Yeon sedang berbaring di atas tempat tidur salah satu kamar di apartemen tersebut. Namun saat Deuk-Cheon tiba di kamar tersebut, tidak ada seorang pun di sana.

Anak buah jaksa Choi yang mengikuti Deuk-Cheon ke apartemen tersebut mengira Soo-Yeon sudah ditemukan, sehingga mereka pun ikut masuk ke dalam kamar apartemen. Deuk-Cheon jadi kesal karena tahu jaksa Choi sudah mengingkari janjinya. Beberapa saat kemudian, jaksa Choi memberitahu bahwa tas golf berisi uang tersebut sudah dalam perjalanan menuju bandara Incheon, sehingga keempat anak buahnya segera bergegas menuju ke sana. Apes bagi mereka, yang mereka dapati di sana hanyalah alat pelacaknya saja.

Sementara itu, Deuk-Cheon yang hendak menyusul mereka, mendapati instruksi lain dari si penculik di kaca mobilnya. Instruksi tersebut membawanya ke sebuah Terminal Bus Express. Tanpa disangka, si penculik meninggalkan koper berisi uang tebusan di sana karena uang tersebut palsu. Ia pun menolak untuk mengembalikan Soo-Yeon karena sudah tidak lagi mempercayai Deuk-Cheon. Deuk-Cheon jadi semakin berang terhadap jaksa Choi yang dianggapnya sama sekali tidak memikirkan keselamatan anaknya.

Menduga si penculik masih ada di terminal bus, Deuk-Cheon mencoba mencari keberadaan Soo-Yeon di sana. Alih-alih menemukan putrinya, ia justru mendapati Lee Sung-Joon (Yang Se-Jong), pria yang diduga telah menculik Soo-Yeon. Dengan kalap Deuk-Cheon menghajarnya sembari memintanya untuk memberitahu dimana Soo-Yeon berada. Anehnya, Sung-Joon keukeuh membantah dan menyatakan tidak tahu menahu akan hal tersebut.

Saat Sung-Joon berusaha kabur, Deuk-Cheon melepaskan tembakan peringatan dan mengancam akan membunuh Sung-Joon apabila ia melanjutkan aksinya. Di saat itulah muncul Lee Sung-Hoon (Yang Se-Jong), sedang menatap keduanya dengan senyum dingin. Entah apa hubungan mereka, tapi raut wajah Sung-Joon langsung berubah menjadi ketakutan saat melihat keberadaan Sung-Hoon.

10 hari sebelumnya. Deuk-Cheon melakukan tugasnya sebagai seorang ayah sekaligus kepala unit kriminal di kepolisian seperti biasanya. Setelah sebelum berangkat kerja ia menghabiskan waktunya bersama Soo-Yeon, ia memimpin anak buahnya untuk menggerebek sebuah lokasi perjudian. Sayangnya, operasi mereka ternyata telah bocor dan tidak ada seorang pun di TKP.

Orang yang membocorkan operasi tersebut ternyata adalah rekan sesama polisi sendiri, detektif Yoo Shik (Lee Cheol-Min?). Ia menerima suap dari bos judi yang bersangkutan untuk selalu melindunginya dari kejaran Deuk-Cheon. Untungnya, kali ini Deuk-Cheon berhasil mengendus ulah Yoo Shik dan menangkap tangan dirinya sedang menemui si bos judi dan menerima uang suap. Yoo Shik berdalih bahwa ia membutuhkan uang untuk menghidupi keluarga dan minta agar Deuk-Cheon mau membiarkannya untuk sekali ini saja. Teringat dirinya yang juga sibuk meminjam uang ke sana kemari untuk biaya pengobatan Soo-Yeon membuat hati Deuk-Cheon luluh dan melepaskan rekannya itu sekaligus si bos judi.

Dalam perjalanan, Deuk-Cheon bercerita tentang injeksi sel induk dari Sanyoung Pharmaceutical Company yang diharapkan bisa menyembuhkan penyakit Soo-Yeon. Sayangnya tidak mudah untuk mendapatkannya karena sudah banyak orang yang mengantri untuk mendapatkannya.

Mereka kemudian berhenti di Rumah Sakit Sanyoung dimana Deuk-Cheon membeli jatah obat untuk Soo-Yeon selama 1 bulan ke depan. Saat ia melakukannya, Yoo Shik ternyata diam-diam memasukkan sebagian uang suap yang ia dapat tadi ke dalam laci mobil Deuk-Cheon. Begitu Deuk-Cheon, Yoo Shik langsung berpamitan untuk melanjutkan perjalanan sendiri dengan alasan hendak berolahraga. Sepeninggal Yoo Shik, Deuk-Cheon menatap amplop uang yang ada dalam laci mobil dengan bimbang.

Bersama anak buahnya, Deuk-Cheon menginvestigasi sebuah kasus penculikan anak. Namun saat tahu jaksa Choi juga bertugas dalam kasus tersebut, ia memilih untuk tidak melanjutkan penyelidikannya karena tidak mau bekerjasama dengannya. Tidak hilang akal, jaksa Choi merayu anak buah Deuk-Cheon, Na Soo-Ho (Choi Woong) dan Lee Hyung-Sik (Yoon Kyung-Ho), dengan memberikan kartu kreditnya pada mereka agar tetap mau menangani kasus tersebut. Deuk-Cheon yang mengetahuinya meminta mereka untuk mengembalikan kartu kredit tersebut dan mentraktir mereka makan sebagai gantinya. Tahu bahwa Deuk-Cheon juga sebetulnya tidak punya banyak uang, So-Hoo dan Hyung-Sik memakannya dengan agak tidak enak hati. Deuk-Cheon sendiri pada akhirnya mau melanjutkan penyelidikan terhadap kasus penculikan tersebut.

Pulang dari rumah makan, Deuk-Cheon mampir untuk membeli jepit rambut untuk Soo-Yeon. Setibanya di rumah, ia memberikannya pada Soo-Yeon. Namun karena rambut Soo-Yeon sudah tidak ada karena pengobatan leukimia yang ia jalani, Deuk-Cheon memasangkan jepit rambut tersebut ke kupluk Soo-Yeon. Meski sempat menganggap jepit rambut tersebut sudah ketinggalan jaman, Soo-Yeon senang menerimanya.

Malam hari, saat Deuk-Cheon terlelap, Soo-Yeon diam-diam memasukkan sebagian sisa uang sakunya ke dompet Deuk-Cheon yang sudah hampir kosong.

Deuk-Cheon mendatangi rumah Ahn Jeong-Dong, ayah dari anak yang diculik. Hasil penyelidikan tim Deuk-Cheon ternyata mengarah pada bekas wanita simpanan yang dimiliki Jeong-Dong beberapa bulan sebelumnya, walau pada akhirnya mereka berpisah. Penyebabnya adalah Jeong-Dong yang meminta agar wanita tersebut mengaborsi bayi yang ia kandung. Meski mau melakukannya, wanita tersebut menjadi dendam dan ingin membalas ulah Jeong-Dong dengan cara menculik anaknya. Sayangnya semua itu sudah terlambat karena jasad anak Jeong-Dong sudah ditemukan bersama dengan si penculik yang bunuh diri di dekatnya. Dalam rekaman pengakuan yang ia buat di ponselnya, ia mengaku tidak sengaja membunuh anak Jeong-Dong saat memberikannya susu.

Saat sedang memeriksa TKP, seseorang tiba-tiba menghubungi Deok-Yeon dan memberitahunya bahwa Soo-Yeon terpilih untuk menerima injeksi sel induk. Ia segera menuju rumah sakit untuk mengurus keperluan administrasinya dengan antusias. Namun semangatnya mendadak pudar begitu tahu bahwa injeksi tersebut membutuhkan biaya sebesar $300,000.

Usai dari rumah sakit, jaksa Choi mengajak Deok-Yeon untuk bertemu. Ia ternyata meminta agar Deok-Yeon mau bersama-sama dengannya menutup kasus penculikan tersebut dan menghentikan penyelidikan. Jika mereka mau melakukannya, mereka akan mendapatkan uang sebesar $500,000 dari Jeong-Dong. Deok-Yeon bersikeras menolaknya meski jaksa Choi merayunya dengan membawa-bawa masalah injeksi sel induk Soo-Yeon yang membutuhkan biaya besar. Deok-Yeon jadi kesal dan mengatakan bahwa seharusnya jaksa Choi kasihan terhadapnya karena istrinya sudah meninggal gara-gara jaksa Choi. Jaksa Choi tidak bergeming, bahkan membalas bahwa yang saat itu menarik pelatuknya adalah Deok-Yeon sendiri.

Beberapa tahun silam. Seorang penjahat menahan istri Deok-Yeon di hadapan Deok-Yeon. Ia marah karena Deok-Yeon dan jaksa Choi telah mencapnya sebagai pembunuh. Ia meminta agar Deok-Yeon memanggil jaksa Choi datang ke tempat mereka sekarang juga. Di saat si penjahat lengah, Deok-Yeon mengambil senjatanya dan menembak ke arah penjahat. Tembakannya tepat mengenai si penjahat, namun tanpa disangka, secara reflek si penjahat menusukkan pisaunya ke tubuh istri Deok-Yeon, yang akhirnya berujung pada kematiannya.

Pemilik apartemen mengabari Deok-Yeon bahwa ia menemukan Soo-Yeon dalam keadaan tak sadarkan diri. Dengan panik Deok-Yeon segera menuju ke rumah sakit tempat Soo-Yeon dibawa. Kejadian tersebut membuatnya memutuskan untuk menerima tawaran jaksa Choi agar bisa secepatnya menerima pengobatan dari Rumah Sakit Sanyoung. Setelah mengirim Soo-Yeon ke rumah sakit tersebut, Deok-Yeon menghubungi bos judi yang sebelumnya ia lepaskan dan memintanya untuk menjadi saksi palsu dalam kasus Jeong-Dong agar kasus tersebut bisa segera ditutup.

Deok-Yeon berada di dalam mobil ambulans bersama Soo-Yeon. Tanpa disangka, mobil ambulans tersebut berhenti di pinggir jalan, disusul dengan sopir ambulans yang tanpa basa-basi langsung menyuntikkan sesuatu ke leher perawat yang berada di sampingnya sehingga ia tak sadarkan diri. Sopir ambulans tersebut kemudian beralih ke belakang, ke tempat Soo-Yeon dan Deok-Yeon berada, hendak melakukan hal yang sama terhadap Deok-Yeon. Ia berhasil mengeluarkan Soo-Yeon dari dalam mobil ambulans, namun tangannya sendiri sempat terluka akibat Deok-Yeon yang pantang menyerah melindungi Soo-Yeon. Melihat darah berkucuran dari tangannya membuat sopir ambulans tersebut kesal dan menghampiri Deok-Yeon yang sudah mulai kehilangan kesadarannya. Di saat-saat terakhir, Deok-Yeon menarik masker muka yang dikenakan si sopir ambulans, dan terlihat jelas bahwa orang itu adalah Sung-Joon.

Kembali ke terminal bus. Setelah memborgol Sung-Joon ke sebuah pipa, Deok-Jeon mulai mengejar Sung-Hoon.

sinopsis duel 1

Leave a Reply